Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat meresmikan hunian tetap (Huntap) untuk warga korban longsor yang namai Kampung Indah Permai (KIP), di Desa Sumurup, Kec. Bendungan, Kab. Trenggalek, Senin (23/1/2023).

TRENGGALEK | duta.co – Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meresmikan hunian tetap (Huntap) untuk warga korban longsor yang namai Kampung Indah Permai (KIP), di Desa Sumurup, Kec. Bendungan, Kab. Trenggalek, Senin (23/1/2023), bertepatan tiga bulan pasca musibah.

Peresmian Huntap KIP tersebut ditandai dengan pemotongan tumpeng dan pengguntingan untaian melati oleh Gubernur Khofifah didampingi Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin dan Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jatim Gatot Soebroto. Bertepatan dengan libur cuti Tahun Baru Imlek 2574, dan Bulan Rajab.

“Mudah-mudahan peresmian huntap Kampung Indah Permai di tanggal 1 Rajab ini Allah akan anugerahkan kebaikan kebaikan untuk kita semua. Kebaikan hidup kita, keluarga kita, persaudaraan kita dan kebaikan hidup di Desa Sumurup serta  di Kecamatan Bendungan dan tidak ketinggalan kebaikan hidup di Jawa Timur dan  Indonesia,” ujar Gubernur Khofifah.

Gubernur Khofifah juga mengimbau masyarakat untuk terus waspada dan melakukan mitigasi awal terhadap suatu bencana. Terlebih karena Jawa Timur masuk dalam area Ring of Fire.

“Oleh karena itu semua harus dalam posisi mitigasi dan kewaspadaan secara bersama,” tegasnya.

Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan bahwa berdirinya Huntap milik masyarakat terdampak longsor ini merupakan sinergitas dan kolaborasi berbagai jajaran pemerintah.

“Ada daerah terdampak dan beresiko tinggi jika ditempati beresiko karena masih  adan potensi tanah bergerak/longsor maupun banjir. Itu kejadian di sangat banyak daerah. Maka ada beberapa solusi yang bisa segera kita lakukan. Kebetulan saja Pak Bupati menyampaikan dan Pemprov di sini memiliki lahan  maka bisa langsung digunakan untuk relokasi,” ungkapnya.

Total pembangunan 29 rumah huntap mencapai Rp 1,45 miliar dengan biaya pembangunan masing-masing huntap yakni Rp 50 juta. Saat ini, sebanyak 25 unit rumah telah didirikan di lahan relokasi. Sementara empat rumah dibangun di lahan milik sendiri. Lebih detilnya, dana tersebut bersumber dari dana Belanja Tidak Terduga (BTT) APBD Pemprov Jatim Tahun 2022.

Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin menyampaikan rasa terima kasihnya atas perhatian serta gerak cepat Gubernur Khofifah dalam memberikan solusi atas terjadinya bencana tanah gerak dan tanah longsor di Trenggalek.

“Alhamdulillah, insya allah hunian tetap sebanyak 25 unit dan 4 rumah di lahan milik pribadi warga terdampak sudah layak huni. Listrik, PDAM dan saluran limbah domestik sudah terpasang,” ucapnya.

Sementara, dalam laporannya, Kalaksa Gatot Soebroto menyampaikan, tanah longsor yang terjadi pada 18 Oktober 2022, telah mengakibatkan 4 rumah rata dengan tanah dan 33 rumah terpapar retakan tanah.

Atas kejadian dan guna penanganannya, Pemkab Trenggalek dan Pemprov Jatim lalu merekomendasikan relokasi hunian ke tempat yang lebih aman.

Dengan gerak cepat, Gubernur Jatim lalu menghibahkan tanah perkebunan milik Pemprov untuk hunian masyarakat terdampak. Pemprov juga membangunkan rumah warga lewat dana tak terduga senilai Rp 1,45 miliar. 29 huntap yang dibangun, meliputi, 25 hunian dibangun di tanah hibah milik Pemprov dan 4 lainnya di tanah pribadi warga. Sedang biaya huntap dialokasikan sebesar Rp 50 juta per unit.

Selain huntap, Gubernur Khofifah juga berkesempatan meresmikan dua jembatan yg rusak akibat terjangan banjir bandang, beberapa waktu lalu.

Yakni, Jembatan Mukus di Desa Sawahan Kec. Watulimo dan Jembatan Bendoroto di Desa Sawahan Kec. Munjungan. Peresmian dua jembatan itu dilangsungkan di Jembatan Mukus Desa Sawahan, Watulimo.

Di kesempatan itu, Tim BPBD Jatim juga mensupport bantuan paket sembako sebanyak 310 paket. Dengan rincian, 100 paket untuk warga Desa Sumurup, 110 paket untuk Desa Sawahan dan 100 paket untuk warga Desa Bendoroto Bangun.

Dalam kesempatan ini, Gubernur Khofifah juga mengapresiasi Bupati Trenggalek yang juga turut bergerak cepat dalam merespon sejumlah bencana di daerahnya.  (*)