SURABAYA | duta.co –  Hingga 30 Juni 2022, realisasi Pendapatan Negara mencapai Rp132,73 T atau 59,17 % dari target sebesar Rp224,34 T atau tumbuh sebesar 38,37% (y-o-y). Hal itu diungkapkan, Kepala Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (Kanwil DJPb) Provinsi Jawa Timur Taukhid, Kamis(28/7/2022).

Capaian pendapatan tersebut berasal dari Realisasi Penerimaan Pajak mencapai Rp53,46 T atau 57,17% dari target, secara nominal tumbuh 54,57% (y-o-y), realisasi Penerimaan Cukai mencapai Rp76,18 T atau 60,50% dari target, secara nominal tumbuh 31,23% ( y-o-y) dan realisasi PNBP mencapai Rp3,10T atau mencapai 62,83% dari target atau secara nominal tumbuh negatif 5,78% ( y-o-y).

Realisasi Belanja Negara mencapai Rp57,08 T atau 48,13% dari alokasi Rp118,60 T secara nominal lebih rendah sebesar Rp2,39 T atau tumbuh negatif sebesar 4,03% dibandingkan dengan periode yang sama TAYL.

“Capaian Belanja Negara tersebut berasal dari Realisasi Belanja K/L mencapai Rp17,62 T atau sebesar 40,45%. mengalami penurunan 13,33% dibandingkan periode yang sama TAYL. Terdapat  3 jenis belanja K/L yang mengalami penurunan, yaitu Belanja Modal sebesar 42,15%, Belanja Barang sebesar 10,22%, dan Belanja Pegawai sebesar 5,80% dibandingkan periode yang sama TAYL,” urai Taukhid.

Dan Realisasi TKDD mencapai Rp39,46T atau 52,58%, tumbuh 0,80% dibadingkan TA 2021. Pertumbuhan ditopang realisasi DAU, DAK Fisik dan Dana Desa, sedangkan penurunan disebabkan oleh adanya Dana Bagi Hasil, DAK Non Fisik, dan DID yang belum tersalurkan.

Realisasi Pendapatan APBD Konsolidasian se-Jatim hingga 30 Juni 2022 sebesar Rp58,74 T (48,05%) didominasi oleh pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (TKDD) dengan proporsi 67,18% dari Total Pendapatan Daerah yang menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKDD masih menjadi factor dominan untuk pendanaan di Pemda se-Jatim.

Realisasi Belanja APBD Konsolidasian Provinsi Jatim s.d 30 Juni 2022 sebesar Rp38,85T (29,23%) didominasi oleh komponen Belanja Pegawai dengan proporsi 44,53%. Surplus Anggaran s.d 30 Juni 2022 tercatat sebesar Rp19,89 T, dengan Pembiayaan Bersih sebesar Rp6,71 T menghasillkan SILPA s.d 30 Juni 2022 mencapai Rp26,60 T.

Tingkat Inflasi Juni 2022 sebesar 4,92% (y-on-y), 3,32% (tahun kalender Juni 2022 dibandingkan Desember 2021), dan 0,52% (m-to-m). Tingkat Inflasi Bahan Makanan Juni 2022 sebesar 9,35% (y-on-y), 6,34% (tahun kalender), dan 1,21% (m-to-m). Pada periode ini, hampir seluruh kelompok pengeluaran mengalami inflasi dengan inflasi terbesar pada kelompok pengeluaran Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,25%.

“Sementara, kelompok pengeluaran Pendidikan masih stagnan 0,00% dan kelompok pengeluaran Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan mengalami deflasi sebesar 0,13%,” ujarnya.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Juni 2022 sebesar 132,86 naik dibandingkan IKK Mei 2022 sebesar129,35. Hal ini berarti mobilitas penduduk kembali ke normal capaian IKK tertinggi terdapat pada area taman dan supermarket. Namun Indeks Penjualan Riil (IPR) Juni 2022 sebesar 229,1 sebesar turun 2,1%(m-to-m) dan turun 15,4% (y-o-y).

Neraca perdagangan Jawa Timur selama bulan Juni 2022 mengalami defisit sebesar USD1.164,17 jutaatau turun sebesar 36,52 persen dibandingkan dengan bulan Mei 2022. Defisit ini disebabkan karenadefisit nilai perdagangan pada sektor migas sebesar USD 823,17 juta, demikian juga di sektor nonmigasmengalami defisit nilai perdagangan sebesar USD 341,00 juta.

“Secara kumulatif selama Januari-Juni 2022 neraca perdagangan Jawa Timur juga masih mengalami defisit sebesar USD 4,28 miliar. Hal ini disebabkankarena defisit pada sektor migas sebesar USD 3,56 miliar dan sektor nonmigas sebesar USD 0,72 miliar,” katanya.

Kondisi ini membuat kedua sektor tersebut perlu peningkatan kinerja agar neraca perdagangan JawaTimur secara kumulatif berubah menjadi surplus di periode berikutnya. Selain itu perlu diupayakan untuk menekan atau mengurangi defisit dari sektor migas. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry