Kepala BNPB Doni Monardo. (FT/BNPB)

JAKARTA | duta.co – Surat Terbuka Dokter Tifauzia Tyassuma agar Presiden Jokowi melakukan lockdown, pilih lockdown teritorial (negara) atau lockdown wilayah (daerah), untuk mengatasi sebaran Covid-19, tampaknya, sulit terpenuhi.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Doni Monardo sudah mendapat instruksi langsung dari Presiden Joko Widodo perihal dorongan tersebut. “Saya tegaskan, pemerintah dalam hal ini Presiden Jokowi telah memberikan instruksi kepada Kepala Gugus Tugas, bahwa tidak akan ada lockdown,” katanya dalam sebuah video yang diunggah, Sabtu (21/3).

Atas alasan itu, kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ini berharap masyarakat patuh pada imbauan pemerintah untuk menjaga jarak atau social distancing. Ini satu-satunya jalan. “Dilarang saling berdekatan dan dilarang berkumpul. Kalau ini dipatuhi insyaAllah kita bisa mengurangi masyarakat yang terpapar,” sambungnya.

Masalahnya bisa efektifkah cara itu? Sebab, lockdown setengah-setengah, tidak akan menyelesaikan masalah. Istilah KH Musta’in Syafi’i, lockdown malangkadak. Anak sekolah diliburkan, santri dilarang keluar, tetapi, kondisi pasar tetap ramai. Ini namanya lockdown malangkadak. “Tetapi, jelasnya, bagaimana lagi, ini perintah ulil amri, pemimpin, maka, mematuhinya akan mendapat pahala dari Allah swt,” jelasnya. (mky,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry