Peserta dan pembicara Joint Studio 2021 dengan tema International Design Charette yang merupakan kolaborasi empat perguruan tinggi dari empat negara yang akan berlangsung hingga 10 Mei mendatang secara online atau virtual. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Program studi (prodi) Arsitektur, Fakultas Teknik Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya terus berupaya untuk menjalin kerjasama dengan institusi asing. Sejak meraih akreditasi A, kerjasama dengan luar negeri terus ditingkatkan.

Sejak Senin (19/4/2021) dosen dan mahasiswa yang tergabung dalam mata kuliah Arsitektur Berkelanjutan dan Kota Berkelanjutan terlibat dalam Joint Studio 2021. Acara yang akan berlangsung hingga 10 Mei mendatang itu bertemakan International Design Charette.

Kegiatan ini merupakan kolaborasi tiga perguruan tinggi asing lainnya, yakni Queensland University of Technology Australia, Lodz University of Technology Polandia dan Universidad de los Andes, Kolombia serta Untag Surabaya, Indonesia.

Dosen Prodi Arsitektur Untag Surabaya, Dr RA Retno Hastijanti  selaku inisiator mengatakan Joint Studio telah memasuki kolaborasi semester ke-3. “Untuk bisa berkolaborasi, harus menunjukkan bahwa prodi Arsitektur Untag Surabaya kompeten. Mahasiswa kita good surveyor,” tuturnya.

Prodi Arsitektur Untag Surabaya mengirimkan mahasiswa dari lima kelas. “Saya tahu mahasiswa kita masih semester 5 jadi pengetahuan belum advanced, sedangkan di QUT sudah Tugas Akhir. Jadi mahasiswa kita yang cari sumber data,” papar dosen yang akrab disapa Hasti ini.

Dia menambahkan, mahasiswa dibagi dalam 20 kelompok untuk brainstorming, dicampur semua universitas. Tantangannya untuk mendorong mahasiswa kita agar mau ngobrol untuk brainstorming dan lebih percaya diri, yang dari Polandia dan Kolombia kan juga tidak seberapa pintar Bahasa Inggrisnya.

International Webinar yang yang berlangsung mulai tanggal 19 April 2021 hingga 10 Mei 2021 ini bertujuan untuk membantu local government, kegiatan yang dilakukan pada awal semester (2020) di Jombang.

Hasti menyebutkan pada semester ke-2 dan 3 ini dilakukan di Surabaya. “Cita-cita Laboratorium Perumahan dan Pemukiman & Perencanaan Perancangan Kota membuat Surabaya menjadi lahan penelitian (living lab) supaya kita bisa jadi hub (baca: menghubungkan) bagi universitas lain untuk mempelajari Surabaya dan antar universitas guna untuk bisa berjejaring secara akademis. Terbukti, Prodi Arsitektur Untag Surabaya rutin menjadi tuan rumah kegiatan internasional dan aktif berjejaring dengan instansi dalam dan luar negeri.” pungkas Hasti. ril/hms/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry