Tampak KH Agus Fahmi Amrullah Hadzik (Gus Fahmi), Cucu Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari (nomor 2 dari kiri) saat 'jagongan' bersama aktivis NU Jombang alias JIK NU. (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Makin dekat pelaksanaan Muktamar ke-34 NU – Kamis 23 sd 25 Desember 2021 di Bandar Lampung — makin keras pula persaingan kandidat. Bedanya, kali ini persaingan kandidat masuk ke wilayah Rais Aam, yang selama ini sangat ‘wingit’ dan tak tersentuh khalayak ramai.

“Sekarang ada persaingan ketat. Termasuk Rais Aam. Ini tidak lazim. Karena Rais Aam itu domain ahlul halli wal aqdi. Kalau Ketua Umum PBNU, mungkin saja one man one vote. Tetapi, masih terbuka kemungkinan pakai sistem yang sama, ahlul halli wal aqdi. Persaingan ini harus mendapat perhatian. Kita jadikan bahasan dalam rembuk JIK NU (Jombang Ibukota NU red.),” demikian H Muhtazuddin, SH, aktivis NU Jombang kepada duta.co, Senin (18/10/21).

Masih menurut alumni Universitas Darul Ulum  (Undar) Jombang ini, JIK NU tidak terlibat dalam dukung mendukung, tetapi, memiliki kewajiban yang sama untuk mengawal organisasi ini agar tetap berada di jalur yang benar, sebagaimana misi para masyayikh, muassis NU. “Jangan sampai NU jadi kuda tunggangan politik, untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Silakan pimpin NU, asal benar, dan sesuai cita-cita para pendiri NU,” jelasnya.

Tidak Lazim

Pengasuh PP Hamataul Quran Almanshuriyah ini, juga menyimak kembali tausiyah KH Mustofa Bisri (Gus Mus) yang belakangan viral di medsos nahdliyin. Gus Mus menyampaikan itu saat beliau mundur dari jabatan Rais Aam. “Sampai beliau mau mencium kaki-kaki para pengurus NU agar mereka menjalankan akhlaq jamiyah, menjalankan akhlaq Kiai Haji Hasyim Asy’ari. Ini tausiyah ‘keras’ yang semakin relevan untuk kita simak bersama,” tambahnya.

Yang memprihatinkan, lanjutnya, hari ini akhlaq jamiyah itu semakin tergerus oleh kepentingan. Rivalitas kandidat Rais Aam, sesungguhnya masih sangat tabu dalam NU. Tetapi, faktanya, mulai blak-blakan. Para ‘pemain’ sudah tidak ada sungkan.

“Di muktamar nanti, kabarnya akan ada persaingan ketat antara paket PWNU Jatim yang menduetkan KH Miftachul Akhyar Calon Rais Aam PBNU dan KH Yahya Cholil Staquf Calom Ketum Tanfidziyah PBNU berhadapan dengan paket lain, Maulana Habib Luthfi bin Yahya Calon Rais Aam PBNU dan Prof Dr KH R Said Aqil Siradj Calon Ketua Umum PBNU. Ini tidak lazim. Jelas menjadi bahasan baru bagi nahdliyin Jombang,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry