Gatot Nurmantyo (ist)

JAKARTA | duta.co – Mantan Panglima TNI Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo belum mau mengungkapkan arah politiknya untuk maju dalam Pilpres 2019. Meski, dia sebelumnya pernah menyatakan kesiapannya jika dipercaya masyarakat. Serta, diikuti safari politik yang dilakukan oleh relawan, seperti pertemuan relawan Selendang Putih dengan PKS.

Gatot mengaku masih optimistis untuk berkontestasi, kendati belum jelas kendaraan partai mana yang akan membawanya. Dia menyebut menunggu takdir dan kehendak Tuhan. Sebab, dia berdalih hanya Tuhan yang bisa menentukan siapa presiden terpilih.

“Tinggal bagaimana apakah saya cocok atau tidak. Saya sebut takdir. Karena yang punya kuasa menunjukkan presiden 2019 itu adalah Allah SWT, agama pun keyakinannya seperti itu apalagi saya,” ujar Gatot usai diskusi Urun Rembuk Kebangsaan yang dihelat Nusantara Foundation di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4).

Mantan Kepala Staf AD ini meyakini meski saat ini dinamika politik belum memberikan jalan. Jika Tuhan bisa saja berkehendak lain dan memberinya jalan. Namun, Gatot mengaku bukan sikapnya berbesar kepala bakal terpilih.

“Tapi ingat Allah SWT itu membolak-balik hati itu semau-maunya aja kapan mau pasti terjadi, kun, pasti terjadi. Gitu yang buat saya optimistis. Tapi bukan saya sombong yang menentukan presiden RI 2019 maupun Wapres adalah Tuhan YME, belum tentu saya. Makanya kalau terpilih presidennya, mari sama-sama dukung agar bangsa maju dan bangsa ini optimis,” kata dia.

Ketika ditanya apakah sudah ada partai yang mendekatinya, Gatot enggan membeberkannya. Dia mengklaim akan melakukan safari politik dengan partai-partai. Menurut dia, waktu masih panjang dan apa pun bisa terjadi sebelum pendaftaran pada Agustus nanti. “Saya katakan, politik ini masih cair,” ucapnya.

 

Tidak Gerakkan Relawan

Gatot juga mengaku tidak pernah menggerakkan relawan untuk melakukan safari politik ke partai politik. Dia mengklaim gerakan relawan yang masif belakangan ini, atas inisiatif mereka sendiri.

Sebelumnya, beberapa kelompok relawan mendeklarasikan Gatot sebagai calon presiden. Seperti, relawan Gatot Nurmantyo untuk Rakyat (GNR), Organisasi Pro Gatot Nurmantyo (Progo), dan Selendang Putih. Malah, kelompok relawan Selendang Putih pernah bertandang ke PKS agar mengusung Gatot.

“Saya bangga dan terima kasih,karena jujur dari lubuk hati saya yang paling dalam, saya tidak kenal dengan relawan-relawan tersebut, tidak kenal dengan relawan-relawan tersebut,” ujar Gatot.

Gatot mengaku telah mendengar gerakan relawan-relawan tersebut sampai di daerah-daerah. Bahkan, dia pernah diajak untuk bertemu namun Gatot menolaknya. Meski sudah didorong untuk segera mendeklarasikan diri, Gatot masih menunggu waktu yang tepat, supaya mendapatkan kendaraan partai politik.

“Kan untuk menjadi presiden sekarang dengan aturan undang-undang yang ada itu harus 20 persen dan selama saya belum diangkat saya kan tidak bisa mengatakan saya maju dengan partai ini,” kata dia.

Gatot enggan membeberkan sejauh mana komunikasi politik dilakukan dengan partai-partai. Saat ini, dia masih butuh melakukan komunikasi dengan pimpinan partai. Sebelum pendaftaran pada Agustus nanti, dinamika politik masih akan terjadi, dan Gatot tetap optimis akan maju.

“Semuanya masih cair bahwa ketua partai adalah politkus-politikus ulung maka melihat situasi semuanya sampai dengan menjelang agustus nanti. Itu yang harus kita pahami gak bisa dipaksakan kan semua melihat situasi dan semua bisa berubah karena politik itu yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin,” tandasnya.

 

RI Punya Modal Besar

Gatot juga bicara soal ramalan novel “Ghost Fleet” karya Peter Warren Singer yang sempat dikutip Prabowo Subianto dan jadi viral di tanah air. Gatot mengatakan, persaingan global bisa mematikan suatu bangsa jika bangsa tersebut tidak kuat.

Gatot mengatakan, prediksi bubarnya Indonesia seperti dalam “Ghost Fleet” harus diwaspadai oleh masyarakat. Gatot mengatakan, bukan tak mungkin Indonesia menjadi sasaran negara lain untuk dikuasai. Sebab, Indonesia memiliki keindahan yang tak terelakkan. Ia mengibaratkan Indonesia sebagai gadis elok yang ingin diperebutkan semua orang.

Gatot mengatakan, Indonesia memiliki modal untuk menjadi bangsa besar. Selain kekuatan ekonomi dengan pertumbuhan lebih dari 5 persen per tahun, Indonesia juga memiliki modal geografis. Perairan Indonesia kerap dilintasi kapal hingga 84.000 kapal per tahun.

Menurut Gatot, hal tersebut bisa dimanfaatkan dengan membuka depo pengisian bahan bakar. Jika hal itu dilakukan, diprediksi pendapatan negara bertambah 16,2 miliar dollar AS per tahun.

Gatot lalu menyinggung peran kelompok milenial dalam membangun Indonesia ke depan. Mengutip perhitungan sejumlah lembaga survei international, Gatot memaparkan, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yang didominasi generasi milenial.

“Pada tahun 2030, dan puncaknya 2050, kita punya modal bonus demografi. Kuncinya di seluruh masyrakat generasi milenial ini,” kata Gatot saat membuka diskusi Urun Rembuk Kebangsaan yang dihelat Nusantara Foundation di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Rabu (25/4).

Ada tiga hal peran penting milenial menurut mantan panglima TNI ini, yakni Creative, Connected, dan Confident. Dengan tiga kuncian tersebut, Gatot yakin laju pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa menjadi bangsa besar ke depannya.

“Jadi ini modal kita, dengan catatan generasi milenial punya wawasan kebangsaan untuk semua apa yang mereka miliki, apa yang mereka cintai diorientasikan untuk negara,” jelas Gatot.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2017 menyatakan jumlah usia produktif saat ini mencapai 62 juta jiwa. Karenanya, bonus demografi di Indonesia pada 2020-2035 akan menjadi keuntungan, lantaran usia 16-30 tahun sangat dominan di tahun rentang tersebut.

Modal Pancasila

Selain itu, kata Gatot, Indonesia memiliki ideologi Pancasila yang mengakar. Ia membandingkan dengan negara lain yang belum tentu bisa sekuat Indonesia dari sisi ideologi. Pancasila, kata dia, menjunjung tinggi hak asasi manusia dan toleransi. Setiap agama diajarkan untuk berbuat kebaikan.

Dari sisi keamanan, Gatot menjamin bahwa pertahanan Indonesia sangat kuat. Ia mengambil contoh saat muncul konflik saat Pilkada. Meski ada gesekan di masyarakat, namun tidak sampai membuat ricuh. “Kalau Indonesia terpecah, itu kan katanya-katanya. Pemilu katanya begini, begini, aman kok,” kata Gatot.

 

Kuda Hitam Capres

Direktur Eksekutif Poltracking Hanta Yuda mengatakan mantan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo bisa menjadi kuda hitam jika mendapatkan tiket maju Pilpres 2019. “Memang sejauh ini elektabilitas Gatot masih di bawah Jokowi (Joko Widodo) dan Prabowo Subianto, tetapi bisa menjadi kuda hitam,” kata Hanta di Jakarta, Selasa (24/4).

Menurut Hanta, elektabilitas Gatot masih dapat dikerek setelah mendapatkan partai yang mau mengusungnya. Gatot, kata dia, bisa mendapatkan tiket jadi Capres jika terbentuk poros ketiga atau ada kubu yang menunjuknnya maju Pilpres 2019. “Tergantung komunikasi politiknya,” ucapnya.

Terpisah, survei dari lembaga Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) memunculkan nama Capres alterntaif Gatot Nurmantyo yang mendapatkan hasil tertinggi dari responden. Berdasarkan data Rabu (25/4), responden diberikan pertanyaan terbuka, siapa calon Capres alternatif yang paling tepat jika Jokowi dan Prabowo Subianto tidak mencalonkan diri pada pilpres 2019.

Dari hasil itu, didapat hasil Gatot Nurmantyo (27,4 persen), Rizal Ramli (23,9 persen), Susi Pudjiatuti (9,5 persen), Anies Baswedan (9,4 persen), Tuan Guru Bajang Zainul Majdi (6,4 persen), Zulkifli Hasan (4,6 persen), Abraham Samad (2,3 persen), Muhaimin Iskandar (2,1 persen), dan Ahmad Heryawan (1,4 persen). Sisa responden menyebut nama lainnya dan belum memutuskan serta menyatakan tidak akan memilih. Survei didapat dari 1.033 responden di 34 provinsi. Selain itu, survei melalui telepon yang dilakukan pada 13 April-16 April 2018

Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Bara Hasibuan mengaku Gatot Nurmantyo mulai beredar di internal partai pimpinan Zulkifli Hasan itu. “Pak Gatot adalah salah satu nama yang beredar di dalam. Nama-nama semua yang beredar di luar itu memang kami pertimbangkan,” kata Bara di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (24/4). hud, lip, mer, kcm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry