BANGKALAN | duta.co – Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengejar target 34.000 hektare restorasi mangrove di seluruh wilayah pesisir Jatim. Percepatan pencapaian target tersebut dilakukan sebagai langkah mitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.

“Dampak pemanasan global dan perubahan iklim tidak sepele, karena tidak hanya merusak tatanan kehidupan sosial masyarakat namun juga berdampak pada perekonomian masyarakat di seluruh dunia,” ungkap Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa disela-sela kegiatan Nanem Tenjang di Kawasan Ekowisata Mangrove Sepulu di Kabupaten Bangkalan, Kamis (4/11/2021).

Khofifah menyebut, perubahan iklim berdampak sangat luas pada kehidupan masyarakat. Kenaikan suhu bumi tidak hanya berdampak pada naiknya temperatur bumi tetapi juga mengubah sistem iklim yang mempengaruhi berbagai aspek pada perubahan alam dan kehidupan manusia, seperti kualitas dan kuantitas air, habitat, hutan, kesehatan, lahan pertanian, termasuk ekosistem wilayah pesisir.

“Ini (penanaman mangrove-red) adalah salah satu ikhtiar yang kita bisa lakukan untuk menahan laju perubahan iklim yang sangat cepat,” imbuhnya.

Khofifah menerangkan, lokasi penanaman merupakan kawasan ekowisata yang menjadi area wisata edukasi dan konservasi ekosistem mangrove. Restorasi ini, kata dia, juga menjadi salah satu cara untuk merevitalisasi kembali kawasan mangrove Jatim sebagai salah satu destinasi unggulan ekowisata dan eduwisata Jatim.

Lanjut Khofifah, tahun 2020 lalu telah dilakukan penanaman mangrove baru di Pulau Madura sebanyak 1.237.500 batang dengan luas area penanaman seluas 375 hektar. Tahun 2021 ini, kata dia, kembali dilaksanakan penanaman mangrive seluas 104,49 hektare dengan bibit sebanyak 254.479 batang. Sehingga, luas kawasan yang telah ditanami mangrove di Pulau Madura pada tahun 2020 dan 2021 yakni seluas 479,94 hektare.

Sebelumnya, gerakan Nandur Mangrove telah dilaksanakan di Kab. Tuban, Kab. Gresik dan Kab. Banyuwangi. Ditargetkan, sebanyak 1.000 bibit pohon mangrove atau bakau jenis Rhizopora sp dan Avicennia sp, akan ditanam sebagai simbolis dari total 254.749 bibit yang akan disebar di wilayah seluas 104,49 hektare di seluruh Kab. Bangkalan.

“Program Nandur Mangrove ini akan secara masif dilakukan kedepannya. Terutama, bagi wilayah-wilayah yang telah terkonfirmasi siap tanam,” ujarnya.

Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah, Wakil Bupati Sampang H. Abdullah Hidayat, Kadis Kehutanan Jumadi, Kadis Lingkungan Hidup Ardo Sahak, Kadis Kanla Dyah Ermawati dan beberap OPD Pemkab Bangkalan serta relawan Mangrove lainnya.

Sementara itu, penanaman Mangrove di kawasan Pulau Madura telah masif dilakukan sejak tahun lalu. Tercatat pada tahun 2020 telah dilakukan penanaman mangrove di Madura sebanyak 1.237.500 batang dengan total luas area penanaman seluas 375 hektare. Sehingga diharapkan hingga akhir tahun 2021 ini, total 479,49 hektare lahan di Madura akan ditanami mangrove. Zal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry