Keterangan foto kemenag.go.id

JAKARTA | duta.co – Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, hadir dalam peringatan Hari Santri yang digelar para santri diaspora di Korea Selatan. Perayaan tahun ini, terasa berbeda dari biasanya.

“Khusus kepada para santri yang ada di Korsel, saya minta terus menjaga kedaulatan negara. Hargai perjuangan para kiai dan pejuang, termasuk muassis (pendiri) NU, yang telah berjuang mendirikan NKRI,” demikian pesan Gus Men, panggilan akrabnya, di Seoul, Korea Selatan, Minggu (16/10/2022).

Peringatan Hari Santri ini diselenggarakan Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Korea Selatan. Hadir, para santri dan diaspora Indonesia yang ada di Korea Selatan.

Ikut mendampingi Gus Men, Staf Khusus Wibowo Prasetyo dan Abdul Rochman, Dirjen Pendis Ali Ramdhani, Wakil Rektor II IAIN Syekh Nurjati Cirebon Kartimi, Tenaga Ahli Menag Anna Hasbie, dan Kasubbag TU Ditjen Pendis Aziz Hakim. Hadir juga para atase KBRI Korea Selatan.

“Para muassis jami’iyah Nahdlatul Ulama, seperti Hadratus Syeikh Mbah KH Hasyim Asy’ari, Mbah KH Bisri Syansuri, Mbah KH Wahab Chasbullah, ikut berjuang memerdekaan Indonesia dan sepakat dengan NKRI. Mari kita jaga kedaulatan bangsa dan negara kita dengan menghargai perjuangan beliau, para kiai,” tegas Gus Men.

Menurut Menag, hidup di negeri orang harus memegang teguh peribahasa, ‘Di mana bumi kita pijak di situ negeri kita junjung’. Artinya, setiap orang Indonesia atau pekerja Indonesia yang bekerja atau tinggal di negeri orang harus menjaga nama dan martabat bangsa dan negara.

“Jangan membuat malu negara Indonesia. Kita harus menjaga nama dan citra Indonesia di mata dunia,” ujarnya.

Teladani Kanjeng Nabi Muhammad

Gus Men mengingatkan, saat ini masih saja ada kelompok-kelompok yang membawa identitas keagamaan untuk tujuan-tujuan politik tertentu, termasuk di luar negeri. Tujuannya, menjelekkan Indonesia dan pemerintah. Untuk itu, Menag berpesan agar warga Indonesia, terutama kaum muslim untuk mewaspadai setiap gerakan yang ingin merongrong kewibawaan pemerintah.

“Waspadai setiap upaya yang menganggu citra baik Indonesia. Masih saja ada beberapa kelompok keagamaan yang meneriakkan narasi NKRI bersyariah, khilafah, dan sebagainya,” tuturnya.

Gus Men menegaskan bahwa bentuk negara Indonesia sudah final. Entitas ketatanegaraan yang bernama NKRI itu terbentuk atas dasar keberagamaan. Indonesia berdiri oleh beragam suku, agama, adat istiadat.

“Selalu saya mengatakan, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Jawa, Sunda, Batak, Minang, Aceh, dan sebagainya. Tidak ada Indonesia kalau tidak ada Islam, Kristen, Katolik, Buddha, Hindu, Konghucu. Indonesia ada karena perbedaan, dan keberagaman yang menguatkan kita,” tegasnya.

Menag meminta warga Indonesia, terutama yang berada di Korea Selatan, jangan pernah ikut gerakan atau narasi yang menginginkan Indonesia menjadi negara agama.

Peringatan Hari Santri 2022 bertepatan momen Maulid Nabi Muhammad saw. Menag Yaqut mengajak para santri dan diaspora di Korsel untuk mencontoh akhlak dan perilaku Nabi Muhammad yang santun. Menurutnya, Nabi adalah sosok atau figur yang baik, selalu menjaga martabat kaumnya.

“Teladanilah akhlak baik Nabi Muhammad agar hidup lebih tertata dengan baik,” pesannya. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry