PONTIANAK | duta.co – Pengurus LTN PWNU Kalimantan Barat, Ahmad Fauzi Muliji mengatakan, bahwa, mahasiswa saat ini harus membangun basis pengetahuan secara mandiri dengan mengikuti organisasi eskternal maupun internal kampus,.

Menurutnya, dunia kampus berbeda dengan dunia sebelumnya, yakni saat menjadi siswa di sekolah, mahasiswa perlu berhati-hati dalam memilah organisasi, agar terhindar dari pemahaman radikalisme.

“Saat di kampus, kalian harus membangun basis pengetahuan secara mandiri. Ini berbeda dengan saat kalian menjadi siswa, karena pengetahuan itu sebagian besar bersumber dari guru (Teacher Center). Di dunia kampus, sebagai mahasiswa hendaknya aktif dalam mencari dan mengupgrade basis pengetahuan secara mandiri,“ ujarnya saat mengisi materi Antropologi Kampus pada acara Masa Penerimaan Anggota Baru (MAPABA) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) IAIN Pontianak. Minggu. (26/9)

Ia menambahkan, untuk menunjang kebutuhan tersebut, maka seorang mahasiswa tidak cukup hanya menjadikan ruang kelas sebagai satu-satunya wadah dan sarana pembelajaran.Mahasiswa perlu mencari wada lainnya seperti terlibat aktif dalam organisasi baik intra kampus maupun eksternal kampus seperti PMII ini.

“kalau PMII ini organisasi Kemahasiswaan Islam terbesar di Indonesia, tentunya berideologi Pancasila dan Ahlu Sunnah Wal Jamaah,” jelasnya.

Orientasi Akademik

Ahmad Fauzi juga menejelaskan, selain PMII di kampus juga terdapat organisasi kemahasiswaan mulai dari level prodi, fakultas, hingga institut. Selain itu juga ada unit kegiatan mahasiswa yang mewadahi kreativitas dan kecendrungan mahasiswa dalam bidang tertentu seperti Literasi, Seni, dan lain-lain, oganisasi-organisasi internal kampus tersebut sebagai wadah penguatan kapasitas dan kapabilitas mahasiswa masing-masing.

Dirinya juga mengingatkan bahwa sebagai mahasiswa baru sudah seharusnya memperhatikan dan mengamalkan segitiga intelektual sebagai riyadhah intelektual seorang mahasiswa.

“Mahasiswa intelek itu perlu juga riyadhah intelektual melalui segitiga intelektual yakni membaca, berdiskusi, dan menulis. Insyaallah, jika kita lakukan secara konsisten dan istiqomah, maka kapasitas dan kapabilitas intelektual kalian akan semakin meningkat. Jangan merasa berpuas diri atas pengetahuan yang di dapat,“ tandasnya.

Ahmad Fauzi memaparkan, ada tiga tipologi mahasiswa. Yang Pertama adalah mahasiswa pasif yang hanya sekedar menjadikan perkuliahan sebagai formalitas belaka, yang kedua mahasiswa akademik yakni mahasiswa yang berorientasi pada akademik murni seperti mengejar IPK tinggi dan lulus kuliah tepat waktu. Menurutnya mahasiswa tipe ini terkadang abai dengan lingkungan nya karena lebih sibuk dengan urusannya sendiri.

“Tipologi yang terakhir adalah mahasiswa aktivis yang tidak hanya menjadikan ruang kelas atau orientasi akademik sebagai wahana belajar, tetapi juga terlibat aktif dalam organisasi. Mahasiswa seperti ini biasanya memiliki kepedulian sosial yang sangat tinggi,” imbuh Ahmad Fauzi yang juga pengurus Majlis Ulama Indonesia Kalimantan Barat. (*)

Kontributor : Siti Maulida