Salah satu polisi cepek (portal/pak ogah) di ruas jalan Tanggulangin-Tulangan, Kamis, (9/3/23). (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Masih ditemukannya masyarakat yang mengeluhkan terkait bantuan pemerintah pusat maupun daerah, sehingga dalam kesehariannya, mereka bekerja seadanya seperti polisi cepek (pengatur dan penyeberang jalan).

Perlu diketahui, telihat Kamis, (9/3/23), mereka sibuk mengatur jalan, walau bukan dari unsur Dinas perhubungan maupun Polantas. Aktivitas tersebut banyak dijumpai di depan pintu masuk GOR Sidoarjo, putar balik Desa Gelam, depan Dishub Sidoarjo, putar balik Tanggulangin, pertigaan Desa Kepadangan, pertigaan Krembung, perempatan Kajeksan, putar balik Antartika, Buduran, Kletek Sarirogo dan banyak lainnya.

Fenomena polisi cepek yang biasanya orang menyebut pak ogah, sudah tak asing lagi bagi warga Sidoarjo maupun luar Sidoarjo yang melintas di jalan Provinsi maupun Kabupaten Sidoarjo.

Salah satu warga ditemui duta.co yang kesehariannya sebagai polisi cepek mengatakan, tidak pernah mendapatkan bantuan. Ia hanya berharap receh kepada para pengendara, mereka terpaksa menjadi polisi cepek karena tuntutan ekonomi dan memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini disampaikan Musthofa (42), warga Desa Boro, Kecamatan Tanggulangin, salah satunya.

Mustofa menceritakan, ia bekerja hanya setengah hari, mulai pukul 5 pagi setelah subuh, sampai pukul 10.30 WIB. Ia meraup penghasilan paling sedikit Rp40 ribu. “Saya bekerja seperti ini buat anak istri, yang penting halal mas, karena saya menghidupi dua anak laki-laki, yang satu usia 8 bulan dan satunya 16 tahun,” ungkap Mustofa.

Ia juga menceritakan, sudah tujuh bulan berada di jalan Raya Randegan-Tulangan, pernah juga di Buduran sekitar tujuh tahunan, dan di keramaian delapan tahun jadi polisi cepek. “Tidak pernah mendapat bantuan, baik itu BLT dari pemerintah pusat maupun bantuan lainnya dari pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Pemdes. Kalau bantuan ya berharap dapat mas, kalau ada,” pungkas Mustofa.

Sementara, Hermawan (45), pengguna jalan yang dijumpai duta.co mengatakan, dirinya kerap keliling melewati wilayah Sidoarjo, dan merasa terbantu dengan adanya polisi cepek. “Orang seperti mereka patut mendapat bantuan dari pemerintah, karena bantuan dari pemerintah banyak macam dan bentuknya. Untuk kerja polisi cepek kita terutama kalau putar balik di jalan yang macet seperti di raya Tanggulangin dan raya Gelam sangat terbantu,” ucapnya.

Sementara, sampai berita ini diunggah, Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sidoarjo, Drs. Ahmad Misbahul Munir, M.Si, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis, (9/3/23), terkait masih ada warga yang belum mendapatkan bantuan baik BLT maupun lainnya dan bagaimana cara mendapatkan BLT, dan bantuan lainnya, belum memberi tanggapan. (loe)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry