Sejumlah warga dan tokoh masyarakat melaksanakan ritual turun temurun keduk sumur makam Syeikh Abdullah Asyari Sunan Bejagung Lor

TUBAN | duta.co – Sejumlah warga sekitar makam Syeikh Abdullah Asyari Sunan Bejagung Lor, Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, melaksanakan keduk sumur atau bersih-bersih sumur waliyullah.

Kepala Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban, Aang Suttan Manuhutung Rahman Siregar saat dikonfirmasi menuturkan, kegiatan tersebut untuk melestarikan tradisi dan budaya yang telah berlangsung turun temurun yang dilaksanakan setiap dua tahun sekali.

“Bersih sumur atau keduk sumur ini rutin dilaksanakan setiap dua tahun sekali, yang dilaksanakan bertepatan hari Jumat legi bulan Ba’dal Mulud atau Robiul Akhir,” terang Kepala Desa Desa Bejagung. Jumat (26/11/2021).

Lebih lanjut, Aang menambahkan tradisi itu merupakan warisan turun temurun dari nenek moyang  dan leluhur yang selalu dilaksanakan dan secara histori ritual bebersih sumur tidak bisa dilakukan sembarang orang, harus dilakukan tali aris (pewaris) kakek buyut turun temurun.

“Insya Allah kami istiqomah  sejak dari zaman leluhur hingga saat ini ritual ini terus dilaksanakan. Pewaris bebersih sumur saat ini Kartoyo (59 tahun) yang merupakan salah satu tali aris yang sebelumnya adalah saya,” jelasnya.

Saat dilakukan bersih-bersih sumur banyak sekali ditemukan uang koin yang bercampur lumpur, uang koin yang berada di dalam sumur tersebut berasal dari para peziarah yang meyakini bahwa mindset mereka manakala datang ke sumur minta berkah dan ambil air sumur ini dengan segala niat dan tujuan lempar  dengan koin.

“Untuk para peziarah yang melakukan lempar koin kedalam sumur itu kami tidak bisa melarang dan kami anggap tradisi unik,”  ucapnya.

Diketahui, sejarah sumur tersebut merupakan sejarah peninggalan Sunan Bejagung Lor yang dibuat oleh Mbah Pamor yang merupakan santrinya.

“Dulu Desa Bejagung merupakan desa yang sangat kekeringan, sehingga dibuatlah sumur ini sebagai sumber mata air yang bisa digunakan masyarakat dan dipercaya memiliki karomah yang luar biasa,” ucar Kades Bejagung.

Air dari sumur tersebut diyakini sebagian para masyarakat dan peziarah bisa menyembuhkan penyakit, meditasi atau hal lainnya. Sebelum dilaksanakannya tradisi ritual keduk sumur, biasanya diawali dengan tradisi sedekah bumi, dilanjut Barik’an atau tasyakuran selama 7 Jumat usai salat Jumat.

“Sebelum keduk sumur ini ritualnya luar biasa, termasuk ziarah makam Sunan Bejagung Lor dulu dan setelah salat Jumat dilanjut ritual Dawetan,” kata Aang.

Dari pantauan duta.co sebelum dilakukan keduk sumur oleh juru kunci yang masuk ke lubang sumur tua berukuran 2×2 meter dengan kedalaman lebih dari 34 meter, sejumlah warga, tokoh masyarakat dan sesepuh makam melakukan serangkaian ritual.

Sementara itu, Kartoyo (59) tali aris yang melakukan bebersih sumur mengaku, saat sudah berada di dalam sumur dirinya merasan hawa yang sangat dingin menyelimuti sekujur tubuhnya.

“Saat saya membersihkan di dalam sumur sebenarnya banyak sekali uang koin, namun tidak semua bisa saya jangkau karena gelap gulita,” pungkasnya. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry