PONTIANAK | duta.co – Pengurus Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat sekaligus Akademisi IAIN Pontianak, Dr. Faizal Amin menyatakan bahwa Digitalisasi Manuskrip merupakan respon para peneliti manuskrip dalam menjawab tantangan revolusi Industri 4.0 utamanya dalam mendapatkan akses terhadap berbagai manuskrip.

Hal ini ia ungkapkan dalam dialog Lintas Pontianak dengan tema “Digitalisasi Naskah Kuno” yang digelar RRI Pro-1 Pontianak Senin, 11/4 Pagi secara interaktif.

Dirinya mencontohkan bahwa Perpustakaan Nasional misalnya menyediakan akses terhadap kurang lebih 3400 manuskrip kuno yang telah didigtalisasi dan dapat diakses secara bebas. Belum lagi koleksi-koleksi yang dapat diakses di British Library dan lainnya dengan kualitas sangat baik.

Dalam konteks Indonesia, diantara lembaga yang concern melakukan digitalisasi terhadap naskah kuno ialah Masyarakat Pernaskahan Nusantara (MANASA). Selain itu digitalisasi naskah kuno juga dilakukan oleh Kementrian Agama seperti digitalisasi mushaf al-Quran kuno serta teks-teks Keislaman..

Menurutnya, yang paling utama dari digitalisasi manuskrip kuno adalah upaya untuk menjaga dan melestarikan manuskrip kuno sebagai primer. Sebab naskah kuno merupakan bukti serta sumber primer peradaban bangsa ini.

Dirinya mencontohkan salah satu upaya mengakrabkan naskah kuno dengan masyarakat ialah dengan melibatkan mahasiswa dalam berbagai agenda pelatihan membaca dan mengakses naskah kuno. Dengan mengenal naskah Kuno diharapkan mereka memiliki keyakinan bahwa bangsa ini memiliki peradaban tinggi.

Selain itu, Manuskrip kuno memiliki sisi keunikan tersendiri, misalnya Iluminasi atau corak hiasan yang membingkai sebuah naskah yang dapat dikembangkan menjadi produk ekonomi kreatif seperti yang dikembangkan di Sumatra Barat dimana corak Batik yang dikembangkan berbasis manuskrip yang ada di sana.

Dirinya berharap bahwa manuskrip kuno seringkali dijadikan sebagai benda pustaka dan sulit diakses, sehingga sebagai seorang peniliti perlu berbagai pendekatan agar dapat memperoleh serta menyebarkan manfaat dari keberadaan manuskrip tersebut kepada masyarakat.

“Salah satu contohnya adalah Khazanah yang ditulis oleh Abang Ahmad Thahir, salah seorang tokoh Kapuas Hulu yang diantaranya memuat teks tentang perladangan. Ini tentu semakin meyakinkan kita bahwa menulis merupakan jalan keabadian kita sebagaimana yang pernah dikatakan oleh Pramodya Ananta Toer” ujarnya.

Dirinya menghimbau bagi masyarakat yang memiliki manuskrip kuno agar dapat melakukan upaya digitalisasi sebagai upaya reservasi terhadap naskah-naskah kuno tersebut. (D.Darmadi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry