Gus Yasin (kiri) dan Gus Irfan. (FT/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Wakil Ketua Umum DPP Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), Tjetjep Muhammad Yasin mengapresiasi masuknya KH M Irfan Yusuf Hasyim sebagai Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).

Menurut Gus Yasin, tampilnya cucu almaghfurlah KH Hasyim Asy’ari (muassis NU), notabene putra KH Yusuf Hasyim (Pak Ud) Tebuireng Jombang, ini diyakini semakin meneguhkan khitthah NU. “Jangan sampai NU ‘dikangkangi’ satu Parpol,” jelasnya kepada duta.co usai bertemu Gus Irfan, Minggu (14/2/2021) di kediamannya, Jombang.

Seperti diberitakan,  Gerindra mengukuhkan Gus Irfan sebagai wakil ketua umum (waketum) dalam HUT ke-13 Partai Gerindra, Sabtu (6/2/2021). Selain cucu pendiri Nahdlatul Ulama, Gus Irfan juga dikenal sebagai tokoh dari Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Pengukuhan itu dilakukan oleh Ketua Umum sekaligus Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto berdasarkan hasil kongres pada 8 Agustus 2020.

Masih menurut Gus Yasin, selama ini, ada oknum-oknum pengurus NU yang berusaha menyeret NU ke dalam partai tertentu. Bahkan, dikatakan, politisi NU yang berada di partai tertentu, itu rusak baiat ke-NU-annya.

“Lucu kan? Hanya karena motif politik, lalu membatal-batalkan baiat warga NU. Ini orang tidak paham NU. Padahal, seluruh parpol, itu memiliki kedudukan yang sama, jarak yang sama di depan NU. Secara organisasi NU, begitu juga pengurus tidak boleh berpihak kepada salah satu parpol,” urainya.

Dengan masuknya Gus Irfan ke Partai Gerindra, tambahnya Gus Yasin, semakin memperkuat posisi khitthah NU. “Dengan begitu, kader-kader politik NU bisa berjuang lewat berbagai macam partai. Selain Gus Irfan, di Gerindra ada Gus Sadad, ada  Gus Fawait yang dikenal sebagai Presiden Laskar Sholawat (Jawa Timur),” tegasnya.

Begitu juga di partai lain. PKS misalnya, menurut Gus Yasin, banyak kader-kader handal NU. Ada Habib Salim Segaf Aljufrie yang terpilih kembali sebagai Ketua Majelis Syura PKS. Ada Kiai Ahmad Syaikhu Presiden PKS. “Ada juga Kiai Mahmud Mahfudz, Lc, MH alumni Pesantren Tebuireng yang paling rajin mengkaji kitab-kitab Mbah Hasyim Asy’ari,” terangnya.

Di NasDem juga tidak sedikit kader NU. Ada Effendi Choiri, yang biasa dipanggil Gus Choi. Begitu juga di Partai Demokrat (PD), ada Wagub Jatim, Emil Dardak. “Jadi, salah besar kalau dikatakan kader NU di parpol tertentu, itu baiatnya batal,” pungkas Gus Yasin.  (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry