Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, didampingi Lurah Tlogomas dengan latar belakang sumber air hasil inovasi warga.

MALANG | duta.co – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang menangi hibah tiga Matching Fund Kedaireka. Salah satunya di RW 7 Tlogomas yang dikenal sebagai Kampung Iklim yang kerap meraih Kalpataru. Kampus biru ini memang concern terhadap lingkungan serta kewirausahaan yang berbasis tanaman.

Hal tersebut disampaikan Rektor ITN Malang, Prof Dr Eng Ir Abraham Lomi MSEE, saat sosialisasi kegiatan Matching Fund antara Yayasan Rona Tirta dengan kampus biru ini yang mengembangkan Kampung iklim RW 7 Tlogomas. Kegiatan yang dilakukan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim, yang berhasil meraih hibah dari Kemeristekdikti.

Orang nomor satu di kampus ITN ini juga menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan realisasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi melalui pengabdian masyarakat (Pengma). Melalui kompetisi hibah Pengma yang dimenangi ITN hingga mendapat tiga hibah sekaligus, kampus ini menyosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi serta gelaran pelatihan terhadap masyarakat ini diharapkan ketika tim penilai dari Pusat mengunjungi kampung ini akan puas, lantaran sesuai dengan proposal yang diajukan pihak kampus.

“Program hibah Kedaireka ini memang baru pertama, dan ITN langsung mendapat tiga sekaligus,” ungkap Abraham Lomi, Ahad (12/09).

Ketiga hibah yang diraih ITN Malang kesemuanya berbasis lingkungan. Seperti yang di Desa Sumberejo Batu yang memanfaatkan limbah pertanian, dan di Malang Selatan serta juga di Tlogomas ini. Dengan melibatkan enam Prodi sekaligus untuk Pengma kali ini, diantaranya Teknik Lingkungan, Planologi, Arsitektur, Teknik Informatika, Teknik Sipil.

“Kedepan kami akan Concern terhadap pengabdian masyarakat yang berbasis lingkungan. Lantaran di ITN sendiri ada Program Studi Teknik Lingkungan,” ujar Abraham Lomi.

Ia berharap kajian dari dosen-dosen berbasis lingkungan, pasalnya setiap pembangunan harus didasari kajian lingkungan. Apalagi tenaga pengajar di sini sudah kerap diminta mengkaji lingkungan hampir di seluruh Indonesia, dan menjadi tenaga expert di bidang ini.

Ditambahkan Ketua tim Pengma ini, Dr Evy Hendriarianti ST MMT, pengembangan sistem monitoring secara Online Ipal, juga pengembangan sistem telemetering cuaca, serta pengoptimalan Ipal Komunal dengan sistem filterasi. Termasuk juga pengembangan biopori di tiap RT, dan pengembangan tanaman Hidroponik.

“Tidak berhenti di situ, pihak kampus ITN juga bakal mengembangkan kewirausahaan warga melalui sayuran hasil bercocok tanam Hidroponik,” ungkapnya.

Kampus Biru ini menurunkan tim Pengma yang terdiri dari Dr Evy Hendriarianti STMMT, Dr Hardianto ST MT, Dr Ir Lies Kurniawati Wulandari MT. Serta Ir Budi Fathoni ST MTA, Mohammad Reza ST MURP, Dra Siswi Astuti MTd, Suryo Adi Wibowo ST MT, dan Dr Eng Aryuanto Soetedjo ST MT.

Kreativitas warga Tlogomas mengelolah air limbah rumah tangga memang patut diacungi jempol. Air buangan dari kurang lebih seratus rumah diolah hingga dapat dijadikan kolam ikan, dan luapannya dibuang ke sungai namun sudah memenuhi standart Baku Mutu air.

Kampung Tlogomas sendiri sudah kerap mendapat anugerah Kalpataru. ITN ingin potensi yang sudah bagus ini dapat lebih ditingkatkan lagi melalui pendampingan dan monitoring. Lewat hibah Kedaireka dari Kemeristek Dikti ini rencananya akan dibuat alat sensor perubahan iklim disekitar kampung ini.

“Dengan nilai hibah yang mencapai 480 Juta, diharapkan dapat memunculkan banyak Start Up bisnis dari sayuran Hidroponik. Juga penambahan Biopori yang lebih banyak di tiap RT nantinya,” pungkas Evy Hendriarianti. (dah)