“Tentu munculnya Isu PKI benar benar sangat menyenangkan pemerintah yang berkuasa saat ini.”

Oleh : Uchok Sky Khadafi, Pengamat Politik Anggaran

ISU Komunis atau saat ini yang lebih trend dengan nama isu PKI, tiba tiba muncul pada saat pandemi covid 19. Meskipun sebelumnya, isu ini sudah muncul pada awal awal ketika Jokowi mencalonkan diri menjadi Presiden.

Selanjutnya Isu PKI terus berlanjut dan tidak begitu rame ketika Pilpres (Pemilihan presiden).

Meskipun begitu, mereka tetap digunakan sebagai amunisi kampanye kepada publik untuk menyerang lawan politik. Namun nyatanya, isu PKI benar benar tidak laku, atau rakyat tidak termakan dengan propaganda isu PKI ketika kampanye Pilpres.

Tidak lakunya Isi PKI ketika kampanye pilpres disebabkan sebagian masyarakat cuek alias masa bodoh dengan kebangkitan Komunis tersebut.

Meskipun begitu, isu PKI tiap hari terus menerus mereka munculkan baik melalui media sosial, media massa, buku buku, dan ada juga dalam bentuk selebaran propaganda.

Penyebab lain tidak lakunya Isu PKI karena masyarakat sudah terlalu rasional atau bisa dibilang tidak percaya dengan kebangkitan komunis.

Malahan sebagian masyarakat menilai, bahwa isu isu komunis dihembuskan oleh orang orang yang berada di luar pemerintahan Jokowi.

Walaupun Isu PKI tidak laku di pasaran kampanye Pilpres, tetap saja Isu ini terus mengelinding diangkat ke wacana publik.

Kali ini yang jadi sasaran sebagai orang PKI adalah orang orang yang masuk ke istana, maupun sudah sudah menjadi anggota legislatif. Namun tetap saja publik masa bodoh dengan Isu PKI tersebut.

Kemudian, saat rakyat sedang menghadapi Pandemi covid 19, tiba tiba Isu PKI muncul lagi. Bila diibaratkan dengan sebuah Bom, Isu PKI Telah meledak begitu dahsyat di tengah tengah pemerintah yang sedang menuju krisis keuangan dan ekonomi.

Tentu munculnya Isu PKI benar benar sangat menyenangkan pemerintah yang berkuasa saat ini.

Yang tadinya Isu PKI sebagai isu pinggiran, dan tidak begitu diperhitungkan. Malahan saat ini, Isu PKI didorong masuk ke tengah lapangan untuk menjadi konsumsi publik agar bisa melupakan atau tidak menyoroti ketidakmampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi covid 19, krisis keuangan dan ekonomi.

Lihat saja APBN 2020, pemerintah sudah benar benar pusing. Sudah putus asa mencari utang sebesar Rp 990,1 triliun untuk menutupi defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020.

Padahal utang yang mau dicari yang diprediksi bisa mencapai Rp 1.028,5 triliun atau setara 6,27% terhadap produk domestik bruto (PDB).

Pusing dengan defisit APBN, akan lebih baik ikut permainana arus besar Isu PKI. Dimana Isu PKI disulap untuk tidak lagi dipakai untuk menghantam orang Istana atau anggota legislatif.

Malahan saat ini sudah dipakai sebagai amunisi untuk menghantam orang orang yang kritis kepada pemerintahan Jokowi, Seperti kepada seorang jurnalis yang bernama Dandhy Laksono.

Jadi sekarang sudah mulai jelas. Dimana pada awalnya, isu PKI itu dihembuskan oleh orang orang luar pemerintah untuk mengkritik pemerintahan Jokowi.

Tetapi kini, Isu PKI sudah diambil alih dan dipakai oleh orang orang yang sedang berkuasa atau pro kepada pemerintah untuk menghajar orang orang yang suka kritik kepada pemerintahan.

Selain itu, Isu PKI juga dipakai oleh orang orang yang sedang berkuasa dan pro pemerintah untuk mendesak dilakukan perombakan (reshuffle) Kabinet Indonesia Maju. Karena dianggap orang orang yang duduk dalam kabinet sekarang tidak punya kapasitas untuk menghadapi pandemi covid 19, krisis keuangan dan ekonomi.

Jadi jelas toh. Dengan kemunculan Isu PKI yang trendnya semakin naik, sudah bisa melihat bahwa dalam pemerintah atau koalisi pemerintahan telah muncul konflik ke permukaan diantara mereka.(*)

Keterangan gambar : koranmadura.com

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry