MUKTAMAR : Irsan Surya Imana kaos merah saat dimintai komentar wartawan di sela-sela kesibukannya menjadi nara sumber Muktamar Petani (duta.co/heru)

SITUBONDO | duta.co – Keterangan yang disampaikan Dewan Pimpinan Pusat Mari Sejahterakan Petani (MSP) Indonesia, Irsan Surya Imana, seusai menjadi nara sumber pada kegiatan Muktamar Petani yang berlangsung di pendopo kabupaten mengatakan bahwa, menurunnya kesuburan lahan pertanian akan berdampak pada menurunnya produktivitas hasil pertanian, Sabtu (14/12/2019).

Hal ini, sambung Irsan, panggilan akrab Irsan Surya Imana, disebabkan para petani masih menggunakan bahan kimia untuk mengelola sawahnya.

“Kesalahan terbesar petani Indonesia adalah malas. Petani terlalu lama dimanjakan dengan bahan yang serba instan, mulai dari benih, pupuk, dan obat-obatan pertanian. Padahal, jika petani kita mau menggunakan bahan-bahan organik seperti yang diajarkan nenek moyang kita, maka hasil panennya tidak kalah dengan pengelolaan pertanian yang menggunakan bahan kimia,” jelas Irsan.

Apabila dari 10 petani, ada satu orang petani  yang mau mengelola lahan pertaniannya menggunakan pupuk kandang atau mengelola jerami yang memiliki nutrisi terlengkap yang dibutuhkan padi, kata Irsan, maka tidak menutup kemungkinan lahan pertanian tersebut akan kembali subur.

“Pengelolaaan lahan pertanian menggunakan pupuk organik lebih baik ketimbang kimiawi. Selain bisa mensuburkan lahan, juga hasil panennya sehat,” ulasnya.

Lebih lanjut, Irsan mengatakan, untuk merubah menset para petani yang biasa menggunakan bahan kimia dalam mengelola lahannya membutuhkan kasih sayang. Petani harus dirangkul untuk diberikan pemahaman tentang bahaya bahan kimia bagi kesuburan tanah dan tanaman tersebut.

“Para petani harus kita lateni. Mereka harus kita rangkul dengan kasih sayang, agar bisa merubah pola pikirnya untuk meninggalkan kebiasaannya menggunakan bahan pertanian yang serba instan tersebut,” ungkapnya.

Irsan juga menerangkan bahwa, saat ini sudah ada sekitar 50 hektar lahan pertanian di Situbondo, di 16 kecamatan, selain Kecamatan Sumbermalang, yang berhasil dibinanya. Mereka, sudah kembali mengelola lahan pertanian menggunakan teknologi nenek moyang, yakni mengelola lahannya menggunakan pupuk kandang.

“Kita ajak mereka untuk memanfaatkan pupuk kandang dan melakukan pembenihan sendiri,” ujarnya.

Tak hanya itu saja yang disampaikan Irsan. Namun, dia juga mengapresiasi gerakan ekonomi kebersamaan yang diinisiasi oleh Bupati dan Wakil Bupati Situbondo serta para Kiai.

“Substansi ekonomi kebersamaan, yaitu bagaimana membentuk petani mandiri, baik mandiri pupuk dan mandiri benih. Untuk itu, saya mengapresiasi gerakan ekonomi kebersamaan tersebut,” kata Irsan.

Semoga, sambung Irsan, Pemerintah Daerah Kabupaten Situbondo bisa memegang teguh komitmen untuk menyejahterakan petani dengan cara menyuburkan kembali lahan pertanian yang menggunakan bahan-bahan organik.

Selain itu, Irsan juga menyatakan tidak sepakat dengan tema yang dibuat Pemkab Situbondo yaitu menyongsong pertanian 4.0. Dia, lebih memilih menggunakan teknologi peninggalan nenek moyangnya, ketimbang kecanggihan teknologi.

“Kita berani beradu, pertanian yang menggunakan kecanggihan teknologi dengan teknologi peninggalan nenek moyang yang menggunakan bahan-bahan alami dalam bercocok tanam. Jangan terlalu membanggakan kecanggihan teknologi, karena ini gerakan revolusi hijau dan ditentukan oleh Sang Pencipta Alam Sementa ini,” pungkasnya. her

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry