PRODUKSI : Nurmaliha sedang menunjukkan aneka jenis roti produk Noer’s Bakery fresh dari oven. (imam/duta.co)

MALANG | duta.co – Pandemi covid-19 bagi sebagian orang justru menjadi halangan untuk melakukan terobosan karena pasar sepi, banyak regulasi yang harus dipenuhi dan kebijakan lain yang tidak terjadi kala kondisi normal. Tapi bagi Nurmaliha, yang selama ini menjadi guru di sebuah SMK NU Gondanglegi Kabupaten Malang justru sebaliknya.

Di tengah pandemi yang masih keras menekan laju perekonomian dan perdagangan justru memulai menjadi usahawan dengan memproduksi aneka roti untuk pasar menengah ke bawah dengan harga kisaran Rp 2500 – Rp 11 ribu untuk roti.  Sementara untuk pizza satu kotak Rp 20 ribu.  Brand yang diusung untuk kemasan roti yang dipasarkan menggunakan label Noer’s, biar lebih diingat dan sesuai dengan nama salah satu owner.

Nur Maliha menceritakan sebenarnya ketika awal mula diajak kerjasama mendirikan usaha produksi aneka roti sama adiknya yang sudah pengalaman bekerja di pabrik roti di Malang sempat ragu. Bagaimana tidak, untuk membuka usaha tersebut pastinya butuh dana yang tidak sedikit bisa puluhan juta rupiah. Di tengah pandemi covid yang belum menentu seperti ini untuk mengeluarkan dana sebesar itu perlu perhitungan matang karena khawatir justru akan merugi karena memang belum pengalaman.

“Ini baru pertama kali mencoba usaha di bisnis makanan khususnya produksi roti. Tantangannya banyak. Selain modal, pengelolaan manajemen keuangan, keahlian dan seluk beluk memasarkan roti yang diproduksinya. Expired date roti kan maksimal 6 hari dan disitulah tantangannya  bagaimana harus habis setiap produksi per hari nya,” jelas Nurmaliha.

Namun semua keraguan ajakan adiknya tersebut dihilangkan dan diubah menjadi keyakikan karena melihat peluang pasar yang masih terbuka luas. Dengan niat dan tekad kuat ahirnya dimulai usaha produksi roti di salah satu rumahnya di Jl. Sumpil gg 1 No 32 Daerah Blimbing Malang sekitar tujuh bulan lalu dengan modal sekitar Rp 50 juta untuk beli oven dan mixer.

“Pelan-pelan setelah memulai produksi aneka roti, perlu melihat langsung di pasar bagaimana serapan pasar terkait kualitas produk, jenis item yang disuka termasuk harga. Karena paremeter ini sangat penting untuk evaluasi dan menentukan langkah selanjutnya. Tujuan tetap agar produk Noer’s Bakery bisa diterima pasar dan bersaing dengan produk sejenis yang banyak beredar juga di pasar,” jelas Nurmaliha yang selama ini dibantu lima sales untuk memasarkan sekitar 600 an roti yang diproduksi per harinya.

Diakui Nurmaliha, pandemi covid mengharuskan semua pelaku UMKM mencari siasat pasar aga tetap bisa berjualan  tentunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang diharuskan pemerintah. Seperti aturan ketat semua sales wajib menggunakan masker, menghindari seminimal mungkin kontak dengan pembeli meski selama ini para sales terjun ke lapangan untuk memasarkan produk.

“Dengan aturan prokes yang selama ini sudah diterapkan sejak pertama kali memulai usaha memproduksi roti ini, semuanya bisa berjalan lancer sesuai target. Meski harus tetap belajar mengetahui seluk beluk pasar roti, saya optimistis pandemi ini tidak menghalangi para UMKM untuk tetap bertahan dan ekspansi,” tegas Nurmaliha optimistis.

Nurmaliha menambahkan ada beberapa cara penjualan produk Noer’s Bakery. Beberapa item produk diitipkan ke sejumlah toko yang ada di sekitar rumah produksi dan Kota Malang.  Juga ada penjualan langsung dengan turun ke sejumlah pasar di Kota Malang, Kabupaten, Kabupaten Sidoarjo  dan Kota  Surabaya. Sisanya banyak yang order langsung untuk even tertentu mulai 50 biji, 100 bahkan ada order sampai 6000 biji.

“Jangan takut untuk memulai dalam kondisi apapun termasuk masa pandemi covid-19. Pasti ada jalan keluar meski harus melewati perjalanan yang berat untuk mencari celah dan strategi yang pas sesuai dengan kondisi. Dengan taat prokes dan taat regulasi yang ditetapkan pemerintah, semua bisa berjalan bahkan ada pasar baru yang selama ini tidak pernah terpikirkan, ” urai Nurmaliha optimistis. Imm

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry