Tim INOVASI saat memberikan pendampingan penyusunan Modul Karakter di FAI Unisma. DUTA/ist

MALANG | duta.co – INOVASI (Kemitraan Indonesia – Australia) mendampingi Fakultas Agama Islam Universitas Islam Malang (FAI Unisma) menyusun Modul Karakter untuk perkuliahan mahasiswa FAI Unisma. Pendampingan juga melibatkan Tim  Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya (FIB Unair).

Modul ini nantinya akan disampaikan kepada mahasiswa terutama untuk program studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) dan program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD).

Adri Budi selaku Manajer INOVASI Provinsi Jawa Timur. mengatakan pendampingan ini merupakan rangkaian dari kegiatan Workshop Adaptasi Modul Karakter yang telah dilaksanakan bulan November lalu yang  menghasilkan model karakter yang akan dimplementasikan dalam perkuliahan bagi mahasiswa FAI Unisma.

“Modul disusun sebagai bahan belajar bagi dosen sebelum mengimplementasikan pengembangan karakter pada mahasiswa. Modul ini juga secara khusus di desain untuk pengembangan Profil Pelajar Pancasila berbasis nilai-nilai Ahlussunah Wal Jama’ah dan keterampilan abad ke 21 yang kemudian disebut karakter unggul FAI Unisma,” ujar Adri.

Selain itu, Ilham Nur Alfian selaku Tim Pengembang Modul Karakter FIB Unair menambahkan penyusunan modul ini juga dilakukan uji keterbaca. Ini dilakukan untuk mengidentifikasi apakah modul bisa terbaca, dipahami dan diterapkan dengan mudah.

“Hasil review bersifat kontekstual dan aplikatif, sehingga memungkinkan untuk dapat menjadi instrument penguatan karakter di FAI Unisma,” jelasnya.

Ilham menambahkan harapannya modul karakter yang dihasilkan dapat diseminasikan pada universitas-universitas yang lain dalam rangka mencetak calon pendidik yang berkarakter unggul.

Dekan FAI Unisma, Anwar Sa’dullah mengatakan karakter berhubungan dengan qalbu atau persoalan hati. Menurutnya, spiritualitas adalah inti dari nurani moral dan nurani moral inilah yang berkembang menjadi kekuatan spiritual dan keimanan, yang mengilhami manusia untuk melakukan kegiatan yang terpuji dan menjaga agar tidak tuna karakter.

“Semoga program penguatan karakter unggul dapat membawa perubahan, terutama pada mahasiswa PGMI dan PIAUD sebagai calon pendidik pada jenjang pendidikan dasar,” ungkapnya.

Modul karakter unggul yang dikembangkan terdiri dari tiga unit, yaitu Unit 1 Pengembangan Profil Pelajar Pancasila Berbasis Nilai-nilai Ahlussunah Wal Jama’ah dan Keterampilan abad ke 21.

Unit 2 Pemetaan Karakter dan Pengembangan Ekosistem Positif dan Unit 3 Integrasi Karakter Unggul di fakultas dan kelas. Seluruh modul dikembangkan dengan mempertimbangkan aspek kesetaraan GEDSI (Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial), dengan harapan modul dapat terbaca dan diaplikasikan oleh semua kalangan dengan memahami perbedaan kebutuhan.

Karena itu, modul yang dikembangkan tidak hanya dapat dilihat dan dibaca secara verbal, namun juga dapat didengar karena ada voice scripnya. ril/end