KH Ahmad Ghozalie Masroeri (kiri) dalam sebuah acara. Ket FT/nu.or.id

SURABAYA | duta.co – Innalillahi wa Innailaihi raji’un. Warga nahdliyin berkabung. Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, KH Ahmad Ghozalie Masroeri, wafat, Rabu (19/2/200) di RS Suyoto Bintaro, Jakarta Selatan.

“Telah berpulang ke Rahmatullah KH Ghozalie Masroeri pukul 10:45 WIB di RS Suyoto, Bintaro. Mohon segala khilafnya dimaafkan. Allahummaghfir lahu warhamhu wa’afihi wa’fu anhu,” demikian pesan singkat yang beredar di media sosial keluarga besar NU, Rabu (19/2/2020).

Nama KH Ghozalie Masroeri, selama ini, sudah terpatri di benak warga nahdliyin, khususnya menjelang lebaran. Setiap pengumuman yang dibuat PBNU tentang hasil rukyah, selalu ada teken Ketua Lembaga Falakiyah PBNU, KH Ahmad Ghozalie Masroeri.

Selain itu, KH Ahmad Ghozalie Masroeri juga dikenal tegas dalam berpendapat. Misalnya, ketika pemerintah ikut menentukan kapan 1 syawwal, Kiai Ghozalie tak serta merta menolak. Menurutnya, intervensi pemerintah sah dalam beberapa masalah keagamaan, termasuk dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri demi kemaslahatan ummat.

Kiai Ghozalie memberi contoh adanya tiga metode dalam melakukan ibadah haji. Namun demikian, pemerintah telah memutuskan menggunakan metode haji tamattuk bagi jamaah haji dari Indonesia. Boleh-boleh saja.

Begitu juga dalam penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri 1428 H pemerintah melakukan rukyah online. Bagi Kiai Ghozalie tidak masalah. Bahkan pertemuan nasional ahli hisab dan rukyah, katanya, perlu dilakukan untuk menghasilkan rukyah yang berkualitas di lingkungan NU.

Kini, dengan wafatnya KH Ahmad Ghozalie Masroeri, diharapkan segera muncul generasi penerus yang jago dalam bidang falak. Selamat jalan KH Ahmad Ghozalie Masroeri, semoga Allah swt. mengampuni segala khilaf, dan menerima seluruh amal baik panjenengan. Semoga keluarga yang ditinggal diberi kesabaran dan ketabahan. Amin. (dtn)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry