Dr H Mif Rohim Syarkun, saat berada di Museum NU, Surabaya. (FT/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Innalillahi wa innailaihi rajiun! Keluarga besar Tebuireng kembali berkabung. Dr KH Mif Rohim Syarkun, Wakil Rektor III Universitas KH Hasyim Asyari (UNHASY), Tebuireng, Jombang kapundut (meninggal), Sabtu 10 Juli 2021.

Kabar ini menyusul berita duka lainnya, di mana Gus Anas Fauzi, kakak kandung Gus Kikin (KH Abdul Hakim – pengasuh PP Tebuireng) menghadap Allah swt , Jumat (9/7/21) di RS Unisma Malang.

“Beliau-beliau ini orang-orang ikhlas, kader handal NU yang banyak dibutuhkan pemikirannya. Kita benar-benar kehilangan. Semoga amal baik beliau diterima Allah swt. dan segala khilaf dimaafkan-Nya. Keluarga yang ditinggal diberikan kesabaran dan ketabahan,” demikian disampaikan Prof Dr Rochmat Wahab, Ketua KKNU (Komite Khitthah Nahdlatu Ulama) kepada duta.co, Sabtu (10/7/21).

Dr Mif, demikian ia akrab dipanggil, sebagai Penasehat Eksekutif Pusat Kajian Pemikian Hasyim Asy’ari Tebuireng, dikenal paling rajin dan teliti dalam merekonstruksi pemikiran Mbah Hasyim Asy’ari, pendiri NU.

Dr H Mif Rohim Syarkun (kiri) dan Habib Syekh. (FT/ist)

Catatan-catatan kritisnya layak diikuti. Misalnya, telaah tentang Hari Santri Nasional (HSN) — yang jatuh pada 22 Oktober itu — ia berharap jangan hanya diisi dengan hiruk pikuk (seremonial) belaka. “Tantangan bangsa ini, semakin kompleks. Butuh reaktualisasi, revitalisasi pemikiran dahsyat Mbah Hasyim dalam berbangsa dan bernegara,” jelasnya suatu ketika kepada duta.co.

Ia sering mengingatkan kita agar tidak melupakan maklumat Mbah Hasyim,  “Tanggal 22 Oktober itu hari Resolusi Jihad. Saat itu (22 Oktober 1945 red.), Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan maklumat ‘wajib jihad’ melawan kolonialisme dan imperialisme. Dasar ijtihad beliau ini harus diwariskan kepada generasi bangsa. Ini kalau kita masih cinta Indonesia,” demikian Dr Mif menanggapi gegap gempita HSN ke-4 tahun lalu.

Menurut Dr Mif, fatwa Resolusi Jihad yang dicetuskan Kiai Hasyim itu, telah menjadi inspirasi bagi seluruh elemen bangsa untuk meneguhkan kedaulatan Indonesia. Maka, sebagai santri (khususnya), umat Islam Indonesia (umumnya), perlu tahu dasar pemikiran Kiai Hasyim.

“Mengapa beliau sampai berani mengeluarkan fatwa wajib jihad? Ini tidak sembarangan. Apalagi dalam fatwa itu, beliau tegaskan, siapa yang membangkan boleh dibunuh. Coba! Belum ada ulama zaman sekarang yang mampu berpikir seperti beliau,” tambah Dr Mif yang juga dikenal sebagai pendiri dan Mantan Ketua PCI NU Malaysia.

Ya! Pesannya, seakan  masih ‘terdengar’ keras di telinga. Itulah Dr Mif. Selamat jalan Kiai, semoga Allah swt mengampuni segala khilaf, menerima seluruh amal baik panjenengan. Begitu pula kagem Gus Anas Fauzi dan seluruh kader NU yang telah mendahului kita. Lahumulfaatihah! (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry