KEDIRI|duta.co – Bila ingin melihat aksi balapan liar, terdapat dua tempat yang kerap dijadikan ajang adu nyali bagi anak muda yang rata – rata masih berusia pelajar. Bila di Kabupaten Kediri, berada di Kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) terutama pada sore dan malam hari. Lalu di wilayah Kota Kediri, justru tepat di tengah kota sepanjang Jl. PK. Bangsa hingga Jl. Hayam Wuruk. Tanpa memakai alat pengaman terutama helm atau sepatu khusus, sepeda motor yang telah dimodifikasi sedemikian rupa diadu kecepatannya begitu lampu hijau menyala.
Sebelum wabah pandemi terjadi di negeri ini, keberadaan balapan liar terus berlangsung apalagi bila malam Minggu. Meski jajaran Kepolisian dibantu Satpol PP kerap melakukan penertiban atau membubarkan kegiatan penuh resiko dan berdampak negatif ini, namun begitu petugas pergi, satu – persatu mereka kembali dan melakukan aksinya.
Seperti di Kawasan SLG, pada Sabtu malam (17/10), ketika mobil patroli Sub Sektor Ngasem berlalu dan meski suasana sangat gelap karena lampu penerangan jalan padam. Ratusan anak muda berdatangan untuk menonton dan tak lama kemudian puluhan motor mulai menggelar aksinya.
Pun di wilayah Kota, meski beberapa pengguna jalan dan warga sekitar merasa terganggu, namun akan tidak merasa jera meski tidak sedikit telah terjaring razia polisi. “Padahal tadi kami baru selesai gelar operasi di Pos Water Torn, suasana cukup sepi, begitu kami buyar kemudian dapat laporan adanya balapan liar,” jelas salah satu anggota Polsek Kediri Kota yang datang ke lokasi.
Respon cepat juga dilakukan jajaran Satpol PP setiap ada aduan masyarakat, meski demikian kemampuan pasukan penegak perda milik pemerintah kota hanya mampu menertibkan atau menghalau. “Kami selalu terjunkan tim regu untuk patroli maupun langkah antisipasi gangguan trantibum dan ketentraman masyarakat,” terang Kabid Trantibum Satpol PP, Nur Khamid saat dikonfirmasi Minggu dini hari menyikapi aksi balapan liar ini. (nng)
