Presiden PKS H Ahmad Syaikhu (FT/pks.id)

KARANGANYAR | duta.co – Semangat Presiden PKS H Ahmad Syaikhu menghidupkan petani, peternak dan nelayan, menjadi jawaban serius ‘wong ndeso’. “Selama ini petani, peternak, nelayan seakan terlupakan. Subsidi pupuk saja, berjalan ruwet dan tidak bisa menutup kebutuhan petani,” demikian salah seorang petani di Jawa Timur kepada duta.co, Rabu (29/12/21).

Tiba-tiba, Presiden PKS H Ahmad Syaikhu meresmikan Sekolah Tani Ternak Nelayan (ST2N) PKS di Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (28/12/2021). Peluncuran Sekolah Tani, Ternak dan Nelayan ini adalah jawaban atas regenerasi atas ancaman mandeknya regeneasi petani, peternak dan nelayan.

Syaikhu memaparkan, anak muda yang terjun ke bidang pertanian jumlahnya hanya 2,7 juta. Jika tidak dilakukan regenerasi, profesi petani, peternak dan nelayan akan lenyap dari Nusantara.

“Data LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia red.) menunjukkan bahwa diperkirakan 2065 petani Indonesia akan hilang. Petani muda kita hanya 8 persen yang berusia 20-30 tahun. Sementara 33.4 Juta petani berusia diatas 50 tahun. Pemuda tampak semakin tidak tertarik dengan sektor pertanian peternakan karena dipersepsikan tidak memberikan harapan dan kesejahteraan yang memadai bagi mereka. Harus ada kebersamaan, tidak bisa berjalan jika kebijakan pemerintah pusat tidak berpihak ke petani,” papar Syaikhu.

Syaikhu menyebut PR besar bangsa ini adalah memberikan kesejahteraan bagi rakyatnya utamanya yang masih perlu dimajukan adalah para petani, peternak, dan nelayan.

Padahal, papar dia, kebutuhan akan pangan berupa terus meningkat dan saat ini sebagian masih mengandalkan impor. Daging misalnya, hampir 60 persen kebutuhan nasional berasal dari impor. Produksi petani semakin jauh tertinggal dan harganya saat panen juga terjun bebas.

“Terlebih pada saat pandemi, sektor pertanian berperan besar menyelematkan perekonomian Indonesia. Data BPS menunjukkan sepanjang 2020, jumlah pekerja sektor pangan terus bertumbuh. Sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja hampir 30 persen. Selama pandemi, ada sekitar 3 juta petani baru, tapi kesejahteraan petani lokal kita masih jadi tanda tanya,” ungkap Syaikhu.

Syaikhu menyebut kehadiran anak-anak muda mewarnai sektor pertanian Indonesia sangat diharapkan. Berbekal ide cemerlang, kreativitas, dan inovasi petani muda, pertanian Indonesia berpotensi akan semakin maju dan berkembang.
“Terlebih jika pengembangan sektor pertanian dipadukan dengan kemajuan teknologi, tentu dampaknya akan semakin signifikan. Anak-anak muda lah yang paling memahaminya,” kata dia.

Syaikhu menyebut Sekolah Petani Peternak dan Nelayan (ST2N) diinisiasi sebagai sarana pendidikan dan pelatihan bagi para petani, peternak, dan nelayan agar semakin berdaya dan berdikari.

“Sekolah Ternak diharapkan mampu menjadi faktor pengungkit dan Laboratorium kebangkitan ekonomi nasional,” ujar dia. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry