“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.”

Oleh : Firman Syah Ali

Segala puji bagi Allah SWT yang tiada henti sepanjang hari, sepanjang tahun bahkan sepanjang umur ini senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayangNya kepada kita. Sholawat dan salam semoga senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada junjungan kita Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, beserta segenap keluarga dan sahabat beliau Aamiin Allahumma Aamiin.

Islam adalah agama rahmatan lil alamin yang menuntun kehidupan manusia sejak masih di dalam alam kandungan hingga di dalam alam kubur, bahkan hingga di alam berikutnya, dengan prinsip bahwa semua yang kita lakukan dalam kehidupan ini adalah untuk kehidupan setelah kehidupan.

Kesehatan manusia merupakan salah satu poin penting ajaran islam, bahkan masuk dalam salah satu Maqasidh Syar’iyyah (pokok-pokok alasan diturunkannnya hukum islam) yaitu hifdzun nafs (menjaga jiwa). Salah satu cara hifdzun nafs adalah dengan menjaga dan memelihara kesehatan.

Selain diperintahkan mensyukuri, manusia juga diperintahkan untuk memelihara dan menjaga kesehatannya. Oleh karena itu islam memerintahkan manusia untuk makan dari sesuatu yang baik (thoyyiban), dalam artian tidak membahayakan kesehatan. Contoh makanan thoyib (baik) dalam islam adalah makanan rendah karbohidrat bagi penderita diabetes.

Islam juga ajarkan manusia untuk berhenti makan sebelum kenyang, rajin puasa sunnat, selalu jaga kebersihan dan sebagainya dalam rangka memelihara kesehatan. Sedangkan kesehatan merupakan salah satu tulang punggung ibadah, semakin berkualitas kesehatan seorang manusia maka semakin berkualitas ibadahnya.

Ibadah merupakan tujuan diciptakannya jin dan manusia di dunia ini oleh Allah SWT. Karena tujuan kita diciptakan adalah untuk beribadah kepadaNya, maka syarat-syarat kesempurnaan ibadah itu wajib kita pertahankan dan pelihara, diantaranya kesehatan.

Terkait hal tersebut Ibnu Abbas ra meriwayatkan hadits sebagai berikut :

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.” (HR. Ibnu Abi Dunnya, Al-Hakim, dan al-Baihaqi).

Dalam rangka kesempurnaan kesehatan itulah Rasulullah SAW sebagai role model umat islam telah memberi contoh olahraga rutin, teratur dan terukur. Olahraga dalam islam selain untuk kesehatan juga untuk kekuatan dan keterampilan perang, karena pada abad keenam masehi yaitu abad Rasulullah, bangsa-bangsa masih suka menyelesaikan segala permasalahan dengan perang fisik. Terkait hal tersebut Rasulullah SAW bersabda :

Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang lemah, dan pada keduanya ada kebaikan.
(HR. Muslim).

Dalam rangka kesehatan, kekuatan dan kebugaran, Rasulullah rajin berolahraga jalan cepat secara teratur dan terukur. Rasulullah juga sering selenggarakan lomba lari, bahkan isteri baginda, Siti Aisyah ra, sering diajak lomba lari dan beliau berdua bergantian menang.

Berikut riwayat Siti Aisyah ra :

“Rasulullah Saw. bertanding denganku dan aku menang. Kemudian aku berhenti, sehingga ketika badanku menjadi agak gemuk, Rasulullah SAW bertanding lagi denganku dan ia menang.”
(HR. Ahmad dan Abu Daud)

Selain rajin olahraga jalan cepat dan lari, Rasulullah juga rajin olahraga gulat.
Dalam usia 50 tahun, Rasulullah SAW pernah bergulat dengan Rukanah, seorang laki-laki muda yang terkenal kuat. Ulama Fikih berpendapat bahwa olahraga gulat diperbolehkan dan tidak menghilangkan kekhusyuan, kehormatan, pengetahuan, keutamaan dan lanjutnya umur.

Renang, memanah dan berkuda adalah cabang olahraga yang disebut dalam beberapa hadits Nabi. Diantara hadits tersebut adalah sebagai berikut :

Ajarkanlah anak-anakmu berenang dan memanah, dan perintahkanlah mereka supaya melompat di atas punggung kuda.”
(HR. Ahmad)

Jaman sekarang cabang olahraga sudah meningkat banyak sekali, umat islam tidak harus aktif mengikuti cabang olahraga yang ada pada abad keenam masehi tersebut, ikuti semua cabang olahraga yang kita sukai yang penting bismillah tujuannya untuk memelihara kesehatan, kekuatan dan kebugaran sebagai salah satu modal utama dalam beribadah, berjuang, mencari nafkah dan berdakwah. Tidak kalah pentingnya, niatkan olahraga kita untuk mengikuti Sunnah Rasul yang giat dan gemar berolahraga.

Maka awali semua aktivitas olahraga kita dengan Basmalah, isi dengan dzikrullah dan akhiri dengan Hamdalah. Insya Allah kita akan sehat secara paripurna, yaitu sehat spiritual, sehat intelektual, sehat emosional dan sehat fisik.

*) Penulis adalah Kabid Keolahragaan Dinas Kepemudaan dan Olahragaan Provinsi Jawa Timur

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry