SURABAYA | duta.co – Sejumlah elit partai harus kelabakan. Betapa tidak, massanya (grassroot) alias masyarakat bawah, sangat memahami realitas yang ada. Dan mereka butuh perubahan agar Indonesia menjadi lebih baik. Pilpres menjadi jalan masuk (entry point). Dan, Anies Baswedan, satu-satunya harapan.

“Ada tumpukan ‘bara dalam sekam’ di sejumlah partai. Sudah tidak terbendung, bahwa, grassroot menginkan perubahan, menginkan Anies Baswedan menjadi Presiden RI. Kalau elit Parpol tidak tanggap, bisa berbahaya. Mereka akan kehilangan massanya,” demikian H Tjetjep Mohammad Yasien, kepada duta.co, Sabtu (19/11/22).

Menurut Gus Yasien, panggilan akrabnya, keinginan arus bawah untuk perubahan Indonesia, semakin hari, semakin besar. Bangsa ini semakin sadar atas kerusakan yang terjadi. “Bukan cuma massa PPP, massa PAN juga demikian. Bahkan saya dengar, elit partai seperti Partai Persatuan Indonesia (Perindo) sudah siap-siap merapat Pak Anies. Saya yakin akan menjadi kesadaran kolektif, kesadaran bersama,” terangnya.

Pidotanya Bikin Adem

Seperti kabar yang ada, kader senior PPP, Habil Marati memimpin gelaran deklarasi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden di Pilpres 2024, Rabu (16/11) di Yogyakarta. Habil menjelaskan deklarasi bersama Forum Kakbah Membangun (FKM) itu sekaligus menyalurkan aspirasi keluarga besar PPP yang mendukung Anies maju di Pilpres 2024.

Di samping itu, katanya, juga demi membawa PPP lolos ambang batas parlemen 4 persen pada Pemilu 2024. “Untuk menyelamatkan PPP agar lolos parliamentary threshold dalam Pemilu 2024. Dengan mendukung Anies Baswedan, elektabilitas PPP akan meningkat pesat,” kata Habil serius.

Pidato Anies di PPP, sangat menyejukkan. Ia minta warga Ka’bah tidak terpancing berbuat jelek kepada mereka yang berbeda pilihan politik. “Bahwa kita bukan rombongan yang memecah belah. Kita rombongan yang mempersatukan. Jangkau semuanya. Tidak perlu menjelekkan siapa pun, Yang biasa menjelekkan, itu biasanya sedang jelek,” katanya disambut tempuk tangan massa pendukung PPP.

Masih menurut Anies, tidak perlu menjelekkan orang lain. “Tunjukkan kebaikannya. Kalau sudah baik, buat apa menjelekkan? Tinggal tunjukkan kebaikan. Kenapa kita perlu bicara positif? Karena InsyaAllah kita memang positif. Kalau ada yang bicara negatif, berarti dia sedang negatif. Jadi, jangan terbawa ikut-ikutan menjelekkan. Kita ingin bekerja bersama, dan ini adalah impian kita bersama. Maka, jangan kirim pesan yang negatif,” tegasnya.

Gus Yasien sangat mengapresiasi gaya kampanye Anies. Menurutnya, ini pembelajaran yang sangat berharga bangsa anak bangsa. “Saya kira seluruh bangsa ini paham, bahwa, Pak Anies adalah sosok yang santun, sabar, ulet,  tidak mudah terprovokasi. Kita lihat, ketika media besar seperti Kompas mendiskreditkan dia, Pak Anies hanya tersenyum. Dia tidak lapor Dewan Pers, justru memilih mendengarkan orang yang sedang meminta maaf, luar biasa,” pungkas Gus Yasien alumni PP Tebuireng ini. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry