COVID : Pemakaman jenasah PDP warga Desa Blabak Kecamatan Kandat (istimewa/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Pemerintah mengambil langkah memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya dan Malang Raya yang dianggap memiliki sebaran Covid-19 cukup tinggi. Langkah ini sebagai upaya mendisiplinkan masyarakat untuk mengikuti protokol penanggulangan covid-19.

Sedangkan lonjakan jumlah kasus Covid-19 di Jatim cukup mengagetkan Tim Gugus Tugas Jatim. Tercatat hingga pukul 17.00 Kamis (21/5/2020), tambahan pasien baru yang dinyatakan positif covid-19 mencapai 502 orang. Dan di Kota Surabaya sebanyak 311, padahal wilayah ini dalam masa PSBB.

Menurut Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dr. Joni Wahyuhadi, kondisi ini dipengaruhi tidak disiplinnya masyarakat. Sehingga menyulitkan upaya menekan angka penyebaran Covid-19.

“Kuncinya berdisplin diri. Ya masyarakat ya pemerintah,” tegasnya.

Jika masyarakatnya disiplin, Menurutnya pemerintah cukup menyediakan masker, dan hand sanitizer. Kalau kurang disiplin yang disediakan ruang observasi dan rumah sakit.

“Kalau masyarakat tidak disiplin dan Pemerintah disiplin menegakkan aturan yang disediakan adalah ventilator dan peti mati. Jadi ini serius,” tegas pria yang juga dirut RS dr Soetomo itu.

Joni mengaku bahwa negara lain yang menang melawan covid-19 karena faktor kedisplinan. Penerapan kedisplinan tidak memakan biaya banyak. “Coba baca.

Seperti vietnam Filipina dan Thailand disiplinnya tinggi,” katanya.

Lanjutnya, keberhasilan PSBB bisa dilihat dari berkurangnya jumlah kasus dan tidak ada klaster baru.

“PSBB itu suatu alat agar semuanya agar melakukan pendisplinan sosial distancing, pakai masker, dan hidup sehat,” kata dr. Joni.

Dengan adanya PSBB bisa mengajak masyarakat agar disiplin isolasi diri apabila dia merasa membawa virus. Ketidak efektifnya virus corona bisa dilihat dari parameternya penambahan kasus. (zal)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry