SURABAYA | duta.co – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo memberikan tiga usulan atau  masukan untuk upaya percepatan penanganan dan memutus mata rantai sebaran covid-19 di Jatim.

Alasannya, perkembangan sebaran covid-19 sudah mengkhawatirkan karena jumlah kematian mengalahkan DKI Jakarta dan jumlah kasus positif covid-19 juga bisa melampaui DKI Jakarta dalam beberapa waktu kedepan.

Pertama, kata Doni, berdasarkan hasil kajian terakhir cluster baru di Jatim berasal dari penolakan masyarakkat di sejumlah daerah di Jatim terkait proses pemulasaran jenazah pasien covid-19.

Karena itu pihaknya menyarankan supaya ada perhatian lebih terhadap pasien covid-19 dengan resiko tinggi seperti memiliki comorbit untuk lebih intensif melakukan pendekatan terhadap pijak keluarga pasien.

“Selain itu Pemprov Jatim juga perlu bekerjasama dengan tokoh agama, MUI supaya bisa memberikan pengertian kepada masyarakat sehingga kasus pengambilan paksa jenazah pasien covid-19 tidak terulang lagi,” kata Doni Monardo saat mendampingi kunjungan Menkes dan Menko Polhukam ke Pemprov Jatim di gedung negara Grahadi Surabaya, Rabu (24/6/2020).

Test Massif

Kedua, kata Doni memperkuat isolasi mandiri berbasis RT/RT supaya lebih agresif sehingga pasien yang terpapar covid-19 tak melakukan kegiatan di luar rumah dan berpotensi menularkan ke orang lain.

“Untuk penguatan isolasi mandiri berbasis RT/RW ini bisa dibantu unsur TNI supaya bisa meningkatkan kepedulian dan kepatuhan masyarakat mengikuti protokol kesehatan secara personal tanpa paksaan atau hanya karena takut dengan aparat sehingga bisa menjadi kebiasaan baru,” harapnya.

Ia juga mengapresiasi test massif yang dilakukan Pemprov Jatim di 17 kabupaten/kota yang memiliki jumlah PDP dan OTG banyak. Bahkan perhari bisa menjangkau lebih dari 2 ribu spesimen sehingga Rapid Test di Jatim jumlahnya terbanyak di Indonesia.

“Konsekwensinya tentu wajar jika setiap hari penambahan kasus yang terkonfirmasi positif covid-19 di Jatim bisa mencapai 100 hingga 300 kasus baru,” ungkap Doni Monardo.

Terakhir atau yang ketiga adalah melakukan kampanye sosialisasi pencegahan bagian dari ibadah. Pasalnya, orang yang bisa melindungi diri sendiri supaya tak tertular covid-19 itu juga sama saja melindungi orang lain, sehingga mereka sejatinya bisa menjadi pahlawan kemanusiaan.

“Sikap berani melawan penyakit adalah kurang bagus. Langkah pencegahan ini harus jadi ujung tombak untuk memutus mata rantai sebaran covid-19,” tambah Doni Monardo.

Masih di tempat yang sama, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengaku sangat membutuhkan intervensi dan sinergi dengan pemerintah pusat untuk upaya menurunkan kasus baru dan angka kematian pasien covid-19 serta menaikkan angka kesembuhan pasien covid-19 di Jatim.

Alasannya, rate transmition dan attack rate covid-19 di Jatim saat ini masih tinggi yakni 1,08. Padahal, beberapa daerah yang sempat melaksanakan PSBB sekaligus menjadi episentrum sebaran covid-19 di Jatim sempat berhasil menurunkan rate transmition hingga dibawah 1, bahkan Jatim secara umum sempat mencapai 0,86.

“Tapi PSBB tak diperpajang dan persiapan menuju new normal yang kurang diikuti kepatuhan dan kedisiplinan masyarakat mematuhi protokol kesehatan sehingga rate transmition kembali naik,” ungkap Khofifah Indar Parawansa.

Dana Tambahan

Percepatan sebaran covid-19 di Jatim sangat cepat. Berdasarkan data dari 4 ribu kasus menuju 8 ribu kasus hanya dibutuhkan waktu 14 hari saja. “Makanya kita fokus menyisir PDP dan OTG di beberapa daerah untuk dilakukan testing massal karena potensi PDP jadi tertular itu 45% dan potensi OTG menjadi tertular itu 41%. Tujuannya supaya bisa dilakukan antisipasi baik tracing dan treatment sehingga angka kematian bisa ditekan,” dalih Khoffah.

Ia bersyukur 1 daerah di Jatim yakni Kota Madiun saat ini sudah kembali menjadi zona hijau. Sedangkan 15 daerah lainnya masih masuk zona kuning, lalu 15 daerah masuk zona orange dan tinggal 7 daerah yang masuk zona merah.

“Kita berharap daerah yang masuk zona hijau kian bertambah dan daerah yang masuk zona merah bisa berkurang bahkan berubah menjadi zona hijau,” harap mantan Mensos RI ini.

Gubernur Khofifah juga melaporkan bahwa dana talangan dari BNPB sebesar Rp. 100.101.000.000 yang sudah dibelanjakan sebesar Rp.48,5 miliar. Namun pihaknya berharap dari RAB yang sudah diajukan dan belum dicairkan BNPB supaya bisa segera dicairkan.

“Barangkali kehadiran BNPB ke Jatim ini juga membawa kabar gembira bagi masyarakat Jatim,” kelakar ketum PP Muslimat NU ini.

Ketua BNPB Doni Monordo pun saat mengawali sambutan memerintahkan kepada anak buahnya supaya aspirasi Gubernur Jatim terkait dana talangan supaya segera direalisasikan.

“Usulan tambahan anggaran dana talangan, pak Rudi tolong malam ini sudah ada jawaban pak sebab kalau belum dijawab nanti gak boleh pulang ke Jakarta,” ungkap pria humoris ini. (ud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry