SURABAYA | duta.co – Hari ini, Senin (5/7/21), pukul 13.00 Wib, digelar live webinar ‘Membaca Arah Konvensi Capres NU 2024’. Ini menyusul  adanya Konvensi Capres NU 2024 yang dibesut Tim Sembilan yang, terdiri dari tokoh-tokoh muda NU.

“Sah-sah saja, asal tidak menamakan diri pengurus NU. Karena NU harus kembali ke khitthah 1926,” demikian komentar Drs H Abdul Kholiq, mantan PC GP Ansor Jombang, Senin (5/7/21).

Konvensi Capres NU 2024 ini, memang cukup menggelitik insan politik. Setidaknya membuat peta politik yang selama ini dikendalikan partai, menjadi korat-karit.

Tokoh-tokoh muda NU yang terlibat di dalamnya, juga mengaku telah mendapat tekanan agar konvensi ini distop dulu.

“Ya! Memang banyak yang keberatan. Termasuk mereka yang ingin (presiden) tiga periode,” jelas salah seorang anggota Tim Sembilan kepada duta.co sambil tersenyum.

Menurut lelaki yang enggan disebut namanya ini, hasil polling Konvensi Capres NU 2024 memang memberikan warna yang sangat kontras. Meski masih didominasi isu kedaerahan, tetapi, posisi parpol sudah tidak lagi dominan.

“Ini suara (asli) warga NU. Mereka yang tersebar di berbagai macam parpol, bisa menyatu dalam pilihan Capres,” tegasnya.

 Hal yang sama disampaikan Cak Kholiq, panggilan akrab Drs H Abdul Kholiq.

Menurut mantan anggota DPRD Jombang dari Fraksi PDI-P itu, nahdliyin pasti memiliki frame tersendiri soal Capres-Cawapres. Oleh karena itu, dibutuhkan guide (petunjuk) agar memiliki kesamaanpandang demi masa depan NKRI.

“Konvensi Capres NU 2024 harus mengarah ke sana. Ada edukasi politik bagi nahdliyin yang berada di pelosok. Jangan sekedar mengeruk suara mereka. Harus disadari, faktor patronklien masih begitu kuat, sementara politik elit lebih mementingkan ego dan kepuasan personal,” tegasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry