Tri Deviasari Wulan, MT – Dosen Prodi S1 Sistem Informasi, FEBTD

INFORMATIKA Medis menurut shortlife 1984 merupakan ilmu yang menggunakan alat-alat bantu analisis sistem untuk mengembangkan prosedur (algoritma) untuk manajemen, kontrol proses, pembuatan keputusan dan analisis keilmuan pengetahuan medis.

Sedangkan di  2004, Clark menegatakan bahwa terdapat 4 komponen dalam informatika untuk perawatan kesehatan yaitu komunikasi, manajemen pengetahuan, pendukung keputusan dan manajemen informasi.

Komponen komunikasi dapat berbentuk telemedecine, teleradiology, atau teleconference. Komponen manajemen kesehatan dapat berupa jurnal, informasi kesehatan konsumen atau informasi medis berbasis gejala.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Komponen pendukung keputusan dapat berupa sistem pengingat atau sistem pakar yang digunakan untuk diagnosis. Komponen manajemen informasi dapat berupa rekaman medis secara elektronik. Transaksi pembayaran, atau sistem pemesanan.

Informatika medis pertama kali diperkenalkan di Perancis dengan nama “Informatique Medicale” pada akhir 1960, dimana sebelumnya telah dibuka departemen pada berbagai universitas di Perancis, Belgia dan Belanda.

Pada  1970, informatika medis mulai muncul di Jerman (Mediziniche Informatik), Polandia (Informatiyki Medycznej), dan Amerika Serikat (Medical Informatics). Informatika medis yang pertama kali muncul adalah perangkat lunak yang dibangun untuk keperluan clinical decision support system (CDSS) yang bernama MYCIN.

Nama MYCIN berasal dari antibiotik. Sesuai dengan namanya sistem ini dikembangkan untuk mendiagnosa penyakit meningitis dan bacteremia dan dapat hasil diagnosanya dapat ditampilkan secara detail selanyaknya dokter. MYCIN dikembangkan oleh Bruce Buchanan dan Edward di Universitas Stanford dan merupakan sistem yang berisi sejumlah aturan dari kolaborasi para ahli medis.

Informatika medis merupakan ilmu interdisplin, yang menggabungkan banyak sekali ilmu pengetahuan didalamnya, seperti informatika, matematika, ilmu komputer, sistem informasi, ilmu kesehatan dan biologi.

Implementasi informatika medis yang sering dimanfaatkan dalam pelayanan kesehatan antara lain sistem informasi rumah sakit dan sistem pendukung keputusan klinis. Sistem informasi rumah sakit adalah ilmu yang mampu melakukan integrasi  data dan  informasi baik didalam maupun diluar rumah sakit.

Sistem informasi ini meliputi sistem rekam medis elektronik, sistem informasi laboratorium, sistem informasi radiologi, sistem informasi farmasi dan sistem informasi keperawatan. Terdapat 2 fungsi utama dari sistem informasi rumah sakit yaitu untuk keperluan manajemen dan pengolahan data pasien.

Dari sisi manajemen, sistem ini memiliki peran dalam mengatur data keuangan, sistem kepegawaian, dan perencanaan strategis. Sedangkan dari sisi pasien, sistem ini digunakan untuk mengolah data inpatient dan outpatient serta mengelola data medis pasien yang meliputi perawatan, diagnosis dan terapi.

Implementasi kedua dari informatika medis adalah clinical decision support system (CDSS). Menurut Mendoca 2004, CDSS adalah program komputer yang dirancang untuk menyediakan dukungan para ahli dalam membuat keputusan klinis.

Sistem ini bertujuan untuk membantu para profesional dibidang kesehatan dalam mengolah data pasien dan membuat keputusan berdasarkan diagnosa, melakukan pencegahan, dan treatment terhadap permasalahan kesehatan.

Berdasarkan fungsinya, CDSS dibagi menjadi 3 kategori yaitu human initiated consultation, data driven reminder, dan close loop system. Pada kategori pertama, sistem bertindak sebagai media konsultasi bagi user atau pasien.

Pada katagori kedua, sistem bertindak sebagai pengingat kepada pengguna untuk aktivitas medis tertentu, contohnya sistem pengingat terapi insulin bagi penderita diabetes. Pada kategori ketiga, sistem digunakan secara langsung untuk mengetahui kondisi pasien, contohnya ventilator. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry