SURABAYA  | duta.co– Potensi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sangat besar dan selama ini menjadi penopang ekonomi nasional termasuk di Kawasan Indonesia Bagian Timur (IBT).  Menyadari besarnya potensi yang ada di Indonesia Bagian Timur, Pemerintah berupaya mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi ke wilayah bagian timur Indonesia.

“Dengan begitu kontribusi Indonesia Timur terhadap pertumbuhan ekonomi nasional diharapkan bisa meningkat,” kata Asisten Deputi Pemasaran Kemeterian Koperasi dan UKM, Heru Setiati dalam pembukaan Indonesia Bagian Timur (IBT) Expo 2018 di Hotel Garden Palace Surabaya, Rabu (31/10).

Heru Setiati mengatakan langkah IBT Center yang merupakan pusat informasi promosi perdagangan dan pariwisata Indonesia yang terintegrasi sempurna dengan berbagai fasilitas dan promosi yang berkualitas. IBT Center dirancang sebagai pusat pelaku usaha profesional untuk menjalin komunikasi serta membangun bisnis dengan calon investor pelaku bisni maupun wisatawan.

“Indonesia Timur memiliki potensi kekayaan alam produk unggulan maupun wisata dan potensi migas yang sangat besar. Potensi migas di Indonesia Timur lebih besar daripada Indonesia Bagian Barat. Demikian juga potensi kelautan dan perikanan, potensi kehutanan, peternakan, pertambangan dan kekayaan alam seni dan budaya,” jelasnya.

Dengan melihat potensi kekayaan yang besar, masa depan Indonesia secara ekonomi berada di kawasan Indonesia Timur. Namun demikian kondisi saat ini banyak daerah-daerah yang tertinggal justru berada di kawasan Indonesia Timur seperti Papua, Papua Barat, NTT, Sulawesi Barat dan daerah lainnya.

“Padahal kekayaan alam daerah tersebut sangat melimpah, untuk itu sudah saatnya masyarakat Indonesia Timur segera bangkit untuk membangun daerahnya dan tetntunya akan didukung oleh pemerintah pusat,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Mas Purnomo Hadi mengatakan ekonomi saat ini sangat dinamis dan perekonomian Jawa Timur masih bagus pada semester I tahun 2018 tumbuh 5,52%.

Mas Purnomo Hadi mengungkapkan ada tiga sektor lapangan usaha utama yang dominan pada semester I 2018 yaitu industri pengolahan yang memberikan kontribusi terhadap PDRB sebesar 29,37% dan perdagangan dengan kontribusi 18,47% dan pertanian yang memberikan kontribusi sebesar 12,37%.

“Kondisi ini bisa dimaknai bahwa perekonomian Jatim tumbuh progresif pada semua sektor usaha. Hal ini juga menunjukkan bahwa perdagangan antar daerah menjadi kekuatan utama dari perdagangan Jatim,” terangnya.

Mas Purnomo Hadi menambahkan kegiatan IBT Expo kali ini merupakan misi Jatim mengambil posisi bersama Indonesia Timur dalam rangka misi dagang. Sedangkan jumlah pelaku usaha di Jatim ada lonjakan drastis, saat ini jumlah UMKM di Jatim sebanyak 12,1 juta terdiri dari 4,6 juta pelaku usaha non pertanian dan 7,5 juta pelaku usaha pertanian, dimana sebagian besar adalah usaha mikro.

“UMKM di Jatim memberikan share terhadap pembentukan PDRB Jatim tahun 2017 sebesar 57,52%. Berangkat dari fakta diatas maka makmurkan Jatim melalui industri UMKM berbasis digital merupakan suatu keharusan, oleh karena itu UMKM harus sadar terhdap era digital yang digunakan untuk proses produksi dan pemasaran sehingga mampu berdaya saing,” ujarnya. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry