Unitomo kini mulai menerapkan jam malam untuk mahasiswanya. DUTA/istimewa

 SURABAYA | duta.co  – Universitas Dr Soetomo Surabaya (Unitomo) akan memberlakukan banyak kebijakan untuk para mahasiswa. Ini dilakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan di lingkungan kampus. Unitomo ingin menjaga kampus sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan berkarakter.

Salah satu kebijakan yang akan diterapkan yakni pemberlakuan jam malam. Jam malam ini terpaksa diterapkan, karena kata Rektor Unitomo, Dr Bachrul Amiq menghindari sesuatu buruk terjadi. Selama ini, banyak laporan ke pimpinan Unitomo yang menyebutkan di lingkungan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ada potensi-potensi yang bisa menimbulkan masalah-masalah.

Misalnya tawuran, minuman keras dan sebagainya. “Makanya kami akan batasi jam malam maksimal pukul 22.00 WIB. Selain itu, mahasiswa dilarang untuk bermalam di kampus. Namun, itu tidak kaku. Kalau memang mahasiswa perlu untuk bermalam di kampus, asalkan itu disertai keterangan yang bisa dipertanggungjawabkan, maka kita akan izinkan,” jelas Amiq, Senin (9/9).

Selain itu, dari hasil diskusi dengan mahasiswa terutama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), maka kampus akan lebih diterangkan. Lampu-lampu untuk penerangan akan ditambah. Juga di lingkungan UKM Unitomo akan dipasang CCTV.

“Kita tidak ingin kampus tampak gelap. Semua penerangan akan ditambah. Yang jelas kami inginkampus ini bersih, bersih lingkungannya dan bersih dari hal-hal negatif lainnya,” tukasnya.

Memang selama ini, Unitomo beberapa kali melakukan sidak di lingkungan kampus. Memang ada beberapa titik yang perlu dibenahi. “Apalagi, ada laporan-laporan negatif itu, kita lakukan sidak. Dan memang harus dibenahi,” tukasnya.

Selain itu, karena ada kasus yang mencuat beberapa hari terakhir ini, di mana ada dua mahasiswa Unitomo yang sedang tidur di posko salah satu UKM. Saat mereka tidur, beberapa pimpinan kampus kebangsaan itu melakukan sidak. Konon, salah satu pimpinan merekam saat kedua mahasiswa berlainan jenis itu terlelap.

Dari kasus itu berkembang menjadi rumor-rumor tak sedap. Kabarnya pimpinan Unitomo menyebarkan video dan foto-foto tersebut. Dan menganggap kedua mahasiswa itu berbuat mesum. Hingga menyebabkan dua mahasiswa itu melakukan demo di halaman kampus.

Pimpinan Unitomo sudah mengklarifikasi masalah tersebut, dan mengatakan bahwa tidak benar kalau sudah menyebarkan video tersebut. Dan menganggap video itu sebagai video mesum.

Kedua belah pihak ingin saling lapor. Namun, Rektor Unitomo sudah berhasil untuk mendamaikan keduanya. Kedua belah pihak yang merasa saling dirugikan, sama-sama meminta maaf. “Ini hanya salah paham semata. Dan semua sudah sama-sama mengakui kesalahan dan meminta maaf,” tukasnya.

Dari kasus ini, Amiq menegaskan untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Karena dari medsos itu semua bisa terjadi kesalahpahaman. “Ke depan, Unitomo akan lebih tertib untuk masalah-masalah ini,” tandas Amiq yang memastikan kasus ini tidak akan ke jalur hukum. end

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry