Salah satu video youtube yang menayangkan para pelajar melakukan skip challenge.

SURABAYA | duta.co – Dunia maya tengah dihebohkan dengan tantangan Skip Challenge yang dilakukan oleh remaja bahkan pelajar. Tak sedikit tantangan itu dilakukan di lingkungan sekolah. Hingga saat ini berbagai video tantangan tersebut banyak diunggah ke sosial media dan Youtube.

Tantangan yang memiliki nama lain pass out challenge ini bisa dilakukan oleh dua orang atau lebih. Permainan dilakukkan dengan cara menekan dada sekeras mungkin hingga beberapa detik. Hal itu akan mengakibatkan seseorang menjadi kejang bahkan hingga pingsan.

Dan tak lama kemudian siuman dan kembali sadar namun dengan wajah yang sedikit berbeda. Di beberapa sosial media sendiri telah ada larangan terkait adanya tantangan yang dianggap bisa membahayakan itu.

Bagus Ani Putra Psikolog Sosial Unair mengatakan, kelompok pelajar yang melakukan ini ingin mendapatkan social reward dengan cara mempertontonkan pride yang negatif.  “Hal ini tergolong aktualisasi diri yang negatif karena tidak ada prestasi lain yang bisa mengangkat pride dan harga dirinya,” kata Bagus.

Selain itu, rasa ingin tahu atau need of curiousity dan ingin mencoba sesuatu yang baru pada pelajar.  Namun tindakan ini bisa mendatangkan maut atau berdampak pada kondisi psikologis penerima tantangan. Kondisi kognisi (pemikiran) pelaku tantangan bisa terganggu karena aliran darah yang membawa asupan nutrisi dan oksigen ke otak terganggu.

“Ketika sering dilakukan maka akan menjadi gangguan otak yang mengakibatkan penurunan daya kognitif seseorang,” kata Bagus.

Lalu bagaimana cara mengatasinya, Bagus menjelaskan, keluarga dan sekolah harus mendukung terus eksistensi remaja atau pelajar untuk meningkatkan dan mengekspose prestasi akademis atau non akademis yang dimiliki oleh anak-anak kita. “Selain itu, kita juga dapat mengkomunikasikan bahaya-bahaya tantangan ini kepada anak-anak kita agar dapat menghindarinya dan mengingatkan teman lainnya,” ujarnya.

Tak hanya itu, keluarga dan sekolah harus melakukan pengawasan dan tindakan tegas sehingga dapat mencegah terjadinya korban. “Pihak media juga mohon dapat membantu mengekspose prestasi pelajar kita untuik meningkatkan pride dan harga diri pelajar kita,” tambahnya. net

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry