Aiptu Zaenal Arifin mengajar baca Al Qur'an kepada anak anak. (reinno pareno/

BOJONEGORO | duta.co – Zaenal Arifin, polisi berpangkat Aiptu dan sebagai Kepala Unit (Kanit) Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polsek Kalitidu Bojonegoro ini tergolong sosok Bhayangkara yang tidak bisa diam.

Usia yang sudah tidak muda lagi, tidak menghalanginya untuk terus berkiprah di berbagai kegiatan profesinya yang menuntut kedisplinan dan kesetiaan pada negara dan seijin pimpinannya membuka belajar baca Al Qur’an di rumahnya RT/RW 01 Desa Mayangeneng Kecamatan Kalitidu Bojonegoro, kegiatan rohani itu diawali sejak 2016, dengan 15 murid dan saat ini sudah mencapai 60 murid.

“Usia boleh tua, tapi semangat harus tetap muda,” kata ayah berputra dua, yang satu polisi dan satunya pegawai di bank tersebut.

Lelaki kelahiran Blitar 08 Juli 1963 ini mempunyai prinsip, selama manusia hidup,  harus juga mampu menghidupi.“Prinsip utama hidup saya, hanya selalu memohon ridho Allah dunia dan akhirot,” katanya.

Selain itu dalam hidupnya, manusia mempunyai kewajiban untuk memberi penghidupan pada sesama, bukan hanya dalam bentuk materi, tetapi juga peran aktif. Seperti yang dilakukan untuk mengajar baca Al Qur’an kepada murid muridnya dari usia anak anak, dewasa, anak yatim dan kalangan difabel.

Dalam mengajar, dimulai dari Iqro satu hingga enam, kemudian baca Al Qur’an hingga pembelajaran qiroah. Dari pembelajaran tersebut mungkin membuatnya selalu aktif terlibat dalam setiap kegiatan sebagai polisi dan guru ngaji.Tercatat beberapa penghargaan pembelajaran tersebut pernah diraihnya.

Ujungnya Semua Mati

Diantaranya, Polres Bojonegoro, Pemkab Bojonegoro, Kemenag Bojonegoro, Dinas Pendidikan Bojonegoro dari Polda Jawa Timur.”Waktu itu ndan Kapolda, melihat saya setiap hari menggendong anak difabel antar jemput ke sekolahnya,” terangnya.

Apa yang dijalaninya dalam mengajar Al Qur’an itu diakuinya sebagai pendidikan non formal dan menjadi salah satu yang diunggulkan sebagai solusi dalam dunia pendidikan, salah satunya yang berkenaan dengan pendidikan rohani ataupun kemampuan lain di bidang agama Islam.

“Pembelajaran baca Al Qur’an ini murni lahir dari saya, bukan bentukan perusahaan swasta maupun pemerintah. Tetapi saya siap, jika memang dibutuhkan untuk membantu melaksanakan program pemerintah, khususnya dalam bidang rohani seperti yang setiap hari saya lakukan sebelum Adzan Magrib,” jelasnya.

Pesannya, keberadaan manusia di dunia itu hanya sementara, maka manfaatkanlah hidup ini untuk memberi kehidupan pada yang lain. Yakni, dengan beraktifitas dan berkarya. “Ingat manusia itu pasti akan meninggal dunia, tetapi karya yang bermanfaat dan mensejarahakan membuat namanya terus hidup dan dikenang,” tambahnya. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry