SURABAYA | duta.co – Jagat media sosial warga nahdliyin, Jumat (9/6/23) geger dengan potongan video pendek melalui akun TikTok dpwpkbjatim. Durasinya singkat, cuma 23 detik.  Isinya padat, tegas dan mengena.

“Nanti tolong sampaikan, kepada seluruh warga masyarakat Jawa Timur, di wilayah sahabat-sahabat semua, bahwa, hari ini, PKB bukan lagi, bukan lagi menjadi partainya NU. Tolong dicatat, hari ini PKB bukan lagi menjadi partainya NU. Nanti tolong sampaikan,” demikian perintah lelaki yang mirip Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai Kebangkitan Bangsa Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar.

Video pendek itu, mendapat banyak komentar dari warga NU Jatim. “Bagus! Ini pernyataan bagus. Sebagai Parpol, PKB tidak boleh menggantungkan nasibnya kepada NU. Selama ini terlalu mengeksploitasi NU,” demikian Drs H Abdul Kholiq, mantan Pengurus PC Ansor Jombang kepada duta.co.

Cak Kholiq

Soal memanfaatkan NU, tegas Cak Kholiq, panggilan akrabnya, kita semua bisa melihat: “Selama ini, bendera NU mereka bawa ke mana-mana. Ini merusak khittah. PKB harus berani bertarung mengedepankan program kerakyatan. Karena itu, pernyataan tersebut, bagus, meski diakui, terkesan emosional,” terangnya.

Menurut Cak Kholiq, seluruh politisi santri (NU) harus ikut menjaga keputusan kembali ke khitthah 1926 NU, menjaga netralitas NU di kancah politik praktis. “Politik NU itu jelas, politik tingkat tinggi, politik kebangsaan. NU jangan ditarik ke salah satu parpol. Semangat PBNU hari ini, patut kita apresiasi. Tetapi, kita tahu, sikap PBNU ini pasti menyakitkan bagi parpol yang, tidak siap tanpa eksploitasi NU,” tambahnya.

Masih menurut Cak Kholiq, PKB (mestinya) tidak perlu sibuk menyampaikan kepada seluruh masyarakat di Jawa Timur, bahwa, ia kini bukan lagi menjadi partainya NU. “Pertama, sikap itu justru berbahaya, bisa-bisa men-downgrade PKB sendiri. Semua mafhum, siapa berani menyangkal, bahwa, selama ini PKB besar karena NU. Kalau PKB berani meninggalkan NU, berarti siap juga berpisah dengan nahdliyin,” tegasnya.

Kedua, tambah Cak Kholiq, boleh jadi nahdliyin melihat ini merupakan buah ketegangan PBNU dengan PKB selama ini. Publik bisa menyimak, bagaimana sikap PBNU yang ingin menjaga jarak dengan seluruh parpol, termasuk PKB.

“Sehingga tidak salah kalau ada yang mengartikan PKB sedang jengkel, sedang emosi. Tetapi, terlepas dari semua itu, sebagai parpol memang harus mandiri, mengedepankan program kerakyatan. Saya sebagai nahdliyin, lebih memilih PBB,” tegas Ketua DPC PBB Jombang ini.

Tanggapan nahdliyin, memang, bermacam-macam. Ada yang bernada emosi. “Ya sudah. Kalau sudah merasa bukan partainya NU, berarti kami sebagai warga NU tidak perlu memilih PKB. Nanti bisa dirasakan, bagaimana pahitnya tanpa mendapat dukungan warga NU,” tegas salah seorang warganet.

Ada juga yang menanyakan, di mana statemen PKB itu berlangsung? Karena, tidak ada media yang merilis. “Apakah ini pertemuan tertutup. Melihat backgroundnya, ini pertemuan seluruh DPC PKB di Jatim. Kalau tertutup, mengapa harus muncul melalui akun TikTok dpwpkbjatim. Apa dibuat tertutup, tetapi untuk umum, terbuka. Sehingga diketahui masyarakat luas? Siap-siap saja ada perubahan politik di Jatim,” tegas yang lain.

Sampai berita ini ditulis, media duta.co belum mendapat korfirmasi resmi dari PKB Jatim atau setidaknya pemilik atau pembuatan akun TikTok dpwpkbjatim tersebut. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry