Cak Imin (kiri-ft kompasiana.com) dan Hasto (FT/detik.com)

SURABAYA | duta.co – Direktur LBH ASTRANAWA, Andi Mulya SH, memuji sikap kooperatif Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hari ini, Jumat (24/1/2020). Hari di mana sering disebut sebagai hari ‘keramat’.

“Mestinya begitu, salut dan hebat sikap Sekjen DPP PDI-P, Hasto Kristiyanto. Mestinya begitu sebagai politisi harus beri contoh yang baik. Masalahnya, kapan Ketua Umum DPP PKB Cak Imin (Muhaimin Iskandar red) dipanggil lagi, setelah KPK berkali-kali gagal?” demikian disampaikan Direktur LBH ASTRANAWA, Andi Mulya kepada duta.co, Jumat (24/1/2020).

Seperti diketahui, hari ini, Hasto dipanggil KPK terkait kasus suap penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR 2019-2024. Hasto datang memenuhi panggilan KPK.

Hasto sampai kantor KPK, Jumat (24/1/2020) siang. Dia mengaku siap memberikan penjelasan yang diperlukan kepada penyidik KPK.

Andi Mulya, Direktur LBH ASTRANAWA (FT/duta.co)

“Hari ini saya memenuhi tanggung jawab warga negara dalam menjaga marwah KPK memenuhi undangan untuk hadir sebagai saksi. Terhadap dugaan apa yang terjadi kepada mantan komisioner KPU saudara Wahyu (Setiawan),” tutur Hasto sebagaimana dikutip detik.com.

Kasus yang membuat Hasto diperiksa ini berawal dari OTT KPK pada Rabu (8/1). Singkat cerita, ada 4 tersangka yang ditetapkan, yaitu Wahyu Setiawan, Agustiani Tio Fridelina, Saeful, dan Harun Masiku.

Wahyu merupakan Komisioner KPU, sedangkan Agustiani disebut sebagai orang kepercayaan Wahyu. Lalu Saeful hanya disebut KPK sebagai swasta dan Harun adalah kader PDIP. KPK menjerat Saeful dan Harun sebagai pemberi suap, sedangkan Wahyu dan Agustiani adalah penerimanya.

Jangan sampai KPK Terkesan Lemah

Harun disangkakan KPK memberikan suap ke Wahyu terkait PAW anggota DPR dari PDIP yang meninggal dunia, yaitu Nazarudin Kiemas. Nama Harun disebut didorong DPP PDIP untuk menggantikan Nazarudin.

Namun isu liar lain sempat muncul yang menyebutkan adanya 2 staf Hasto dengan inisial S dan D yang turut dijerat. Isu ini diembuskan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief lewat akun Twitter-nya.

“Jika benar ada dua staf sekjend Hasto Kristiyanto dengan inisial S dan D juga ikut OTT KPK bersama caleg Partai tersebut, maka apa arti sebuah tangisan?” cuit Andi Arief, Kamis (9/1).

Menurut Andi, KPK tidak boleh tebang pilih. Jangan ada yang diistimewakan. Sebab, publik akan mencatat sebagai kegagalan penegakan hukum. “Kegagalan KPK memanggil Cak Imin sebagai saksi, apalagi sampai berlarut-larut, ini menunjukkan lemahnya lembaga anti rasuah itu bekerja. Seperti tumpul ke atas, tajam ke bawah. Sekarang kita tunggu updatenya,” tegas Andi. (mky,dtc)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry