SURABAYA | duta.co – Sekretaris Bidang Pembangunan Keummatan dan Dakwah PKS Jawa Timur, Imam Budi Utomo, tampak terharu menyaksikan penampilan 33 santri dari berbagai pesantren di Jatim, beradu kecermatan membaca kitab Fathul Mu’in.

“Dari peserta nomor 1 sampai 33, semua jago membaca kitab kuning. Mereka bukan saja menguasi isi kitab, tetapi juga mampu mengurai setiap diksi dalam kitab yang dilombakan, Fathul Mu’in. Saya kira, semua juara. Yang tersisih karena belum beruntung,” terangnya kepada duta.co, Kamis (2/12/21) usai penampilan peserta terakhir, nomor 33 dari Kabupaten Bojonegoro.

Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) PKS ini, selain untuk menjaga aqidah ahlussunnah wal jamaah (Aswaja), juga merupakan bentuk apresiasi kepada generasi muda pesantren yang terus mempertahakan tradisi keilmuan Islam di masyarakat.

Harapannya, berbagai keilmuan itu nantinya bisa menjadi solusi berbagai problematiika di masyarakat. Demikian Ketua DPW PKS Jawa Timur Irwan Setiawan saat menutup kegiatan Semi Final Lomba Baca Kitab Kuning (LBKK) PKS Jatim Kamis, 2 Desember 2021 di Museum NU Surabaya.

“Kitab Kuning dan bahasa Arab menjadi sumber dan alat utama untuk memberi solusi dari berbagai persoalan di masyarakat,” katanya.

Masih menurut Irwan, selain bentuk kecintaan PKS kepada khasanah keilmuan Islam, juga sebagai bentuk kecintaan pada ulama untuk menjaga aqidah ahlussunah wal jama’ah.

“Ini sejalan dengan garis perjuangan PKS yang memperjuangkan kerakyatan, keummatan, dan pengokohan nasionalisme Indonesia,” tegas pria 45 tahun itu.

Menurutnya, NKRI adalah warisan para ulama dan santri pejuang. Mereka bukan saja terlibat aktif dalam perjuangan fisik tapi juga meletakkan dasar negara Indonesia.

“Untuk itu, dunia pesantren, para ulama dan santri harus ditempatkan pada posisi terhormat agar dapat berkontribusi besar dan menentukan perjalanan bangsa ke depan,” tegas Irwan.

Ia kemudian menyampaikan bahwa bangsa Indonesia tidak cukup dikelola oleh orang-orang pintar. Lebih dari itu, Indonesia butuh orang-orang yang punya komitmen, berintegritas, beriman kuat, serta berakhlak mulia.

“Semua nilai-nilai baik itu banyak dikontribusikan dari kalangan pesantren, ulama, dan santri,” kata pria yang pernah menjadi anggota DPRD Provinsi Jatim selama 2 periode itu.

Hidup Santri

“Bagi kami di PKS, pemuda tidak hanya ditempatkan sebagai penerima manfaat dari suatu program kegiatan, tetapi juga harus terlibat sebagai pengendali dalam prosesnya. Tidak sekedar sebagai objek tapi sebagai subjek. Tentunya santri dan santriwati bagian tidak terpisahkan didalamnya. Termasuk para peserta LBKK V ini. Hidup pemuda…Hidup Santri….,” pekiknya.

Ketua Fraksi PKS DPRD Propinsi Jawa Timur, Dwi Hari Cahyono mengamini pernyataan Irwan. ia kemudian menjelaskan kedekatan PKS dengan lingkungan pesantren.

“PKS adalah partai yang cikal bakalnya tumbuh dan berkembang di kalangan dari kampus ke kampus dari pesantren ke pesantren berkomitmen untuk serius menjaga aqidah ahlussunah wal jama’ah. Salah satunya melalui lomba baca kitab kuning ini,” ujar Dwi Hari.

Dengan ini, keluarga besar DPW PKS Jatim ingin mengajak generasi bangsa mengkaji kitab-kitab dari ulama yang muktabar dan kompeten. Hal ini, ia mengatakan karena PKS adalah partai yang berasakan Islam rahmatan lil alamin.

Tahun ini, PKS Jatim menerima 418 santri yang mendaftar sebagai peserta lomba. Dari sejumlah itu, terpilih 33 peserta terbaik yang ikut semi final. Satu orang pemenang akan dikirimkan ke DPP untuk bertanding dengan para pemenang lain dari seluruh provinsi. (*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry