SURABAYA | duta.co – Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa Timur yang sudah berjalan selama 10 hari terhitung mulai 11 Januari hingga 20 Januari 2021 nampaknya belum sepenuhnya memenuhi harapan untuk bisa mengendalikan sebaran Covid-19 di Jatim.
Berdasarkan data Satgas Covid-19 Jatim, sejak diberlakukan PPKM tercatat  ada sebanyak 93.405 kasus terkonfirmasi positif, dengan rincian yang sudah sembuh sebanyak 80.093 orang, 6.801 orang masih dirawat dan 6.511 orang yang meninggal dunia.
Pada hari ke-10 PPKM menjadi sebanyak 102.152 kasus terkonfirmasi positif, dengan rincian yang sudah sembuh sebanyak 87.381 orang (85,54%), lalu 7.636 orang (7,48%) masih dirawat dan sebanyak 7.135 orang (6,98%) yang meninggal dunia.
Itu artinya selama 10 hari pelaksanaan PPKM di Jatim terjadi penambahan kasus baru sebanyak 8.747 atau kalau dirata-rata sebanyak 87,5 orang perhari. Sedangkan yang sudah sembuh bertambah sebanyak 7.288 orang atau dirata-rata sebanyak 728 orang perhari.
Kemudian yang masih dirawat selama 10 hari PPKM terjadi penambahan sebanyak 835 orang atau rata-rata 83 orang  perhari. Dan yang meninggal dunia akibat Covid-19 bertambah sebanyak 624 orang atau rata-rata 62 orang perhari.
Yang menarik selanjutnya adalah data sebaran Zona Merah (resiko tinggi) di Jatim terus mengalami perubahan. Jika diawal PPKM Gubernur Jatim memutuskan diberlakukan untuk 11 kabupaten/kota di Jatim. Namun tengah diperjalanan ditambah 4 daerah lagi sehingga total ada 15 kabupaten/kota di Jatim yang memberlakukan PPKM.
Memasuki hari ke 10, kabupaten/kota di Jatim yang berstatus Zona Merah ada sebanyak 7 daerah, yakni Kota Madiun, Kab Madiun, Kab Nganjuk, Kab Ponorogo, Kab Trenggalek, Kab Magetan, dan Kab Ngawi.
Menanggapi perkembangan PPKM di Jatim juru bicara tim kuratif Satgas Covid-19 Jatim, dr Makhyan Jibril Al Farabi menyatakan bahwa 7 daerah yang berstatus Zona Merah ini jumlah kasusnya cenderung mendatar atau naik.
“Kluster banyak dari pegawai Puskesmas Ngetos, Loceret, Sukomoro, Jatikalen, Sawahan, Ngluyu, Wilangan, Baron, Nganjuk, Berbek. Lalu kluster RSUD Nganjuk, Kertosono, Bhayangkara. Kemudian kantor Inspektorat, Dinkes, BKKBN Nganjuk,” kata JIbril saat dikonfirmasi Rabu (20/1/2021).
Sementara untuk overall selama PPKM ini, lanjut JIbril hanya dalam 3-4 hari pertama memang ditemukan kenaikan kasus baru terkonfirmasi covid-19, khususnya ketika dilakukan tracing massif dan ditemukan banyak kluster-kluster  baru, seperti yang paling banyak kasusnya selama seminggu ini ada di Kab Nganjuk.
Kendati demikian, pihaknya bersyukur karena Bor Isolasi sudah menurun pergerakannya, padahal sempat mencapai 80%, tapi sekarang sudah turun menjadi 73%. Sedangkan Bor ICU yang masih fluktuatif kisaran 70-73%
“Himbauannya ya disini kita bisa melihat, untuk menjadikan Jatim kembali di dominasi Zona Kuning dengan penyebaran yang lebih rendah dan BOR hanya 35% seperti dulu. Karena itu perlu upaya massif dan bersama-sama dari pemerintah, aparat dan masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan,” pinta JIbril.
Di sisi lain, tim dari Pemkab Polda, Polres/Kodim juga cukup massif dalam operasi Yustisi dan aktivasi kampung tangguh, sehingga mulai tampak penurunan kasus baru Covid-19.
“Pemerintah dan aparat akan menegakkan 3T dan 3M dengan lebih tegas, khsususnya di masa PPKM ini. Untuk masyarakat harapannya kembali meningkatkan kembali kepatuhan terhadap protokol kesehatan, karena itu salah satu kunci utama untuk menekan penyebaran Covid-19,” imbuhnya.
Disinggung soal jadi tidaknya masa perpanjangan PPKM di Jawa Timur. Dengan diplomatis dr Makyan Jibril Al Farabi menyatakan masih menunggu intruksi dari pusat. “Biasanya nanti ada intruksi Mendagri yang baru,” pungkasnya. (ud)
Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry