Keterangan foto optika.id

“Kini, Anwar resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia. Ia berhadapan berbagai Krisis (ekonomi politik dan sosial). Persis seperti Gus Dur ketika menjadi presiden.”

Oleh Mukhlas Syarkun*

AKHIR 90-AN, kami sempat berbincang-bincang dengan Anwar Ibrahim, kini Perdana Menteri Malaysia, soal Indonesia. Saya mengenalkan sebagai kader NU (Nahdlatul Ulama). Saat itu, sontak Dato Anwar mengkritik Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid), yang dia anggap terlalu dekat dengan non-muslim.

Ya! Maklum, Anwar lahir dari gerakan Islam berbau kanan, dan sempat menjadi ketua pemuda Islam dunia (WAMY) yang kala itu terpengaruh permusuhan Arab-Israel. Ini yang menyebabkan Anwar  menjadi militan. Ketika Anwar Sadat menerima rundingan damai dengan Israel, Anwar mengkritik dengan mengatakan, ini Anwar Ibrahim (menolak Israel) bukan Anwar Sadat.

Ketika Dato Anwar dipenjara tahun 98, tahun 99 Gus Dur menjadi presiden dan saat ada kabar Dato Anwar diracun, Gus Dur kirim surat, memberi motivasi dan dimuat oleh surat habar oposisi di Malaysia, dan menjadi heboh.

Inti surat Gus Dur selain prihatin, juga memotivasi agar  tetap sabar. Dalam surat itu Gus Dur menceritakan pengalaman dirinya harus bersabar lima belas tahun, berjuang menghadapi tekanan rezim Orde Baru.

Setelah Gus Dur lengser, Anwar masih dalam penjara. Kami bersama orang dekat Pak Anwar ( Azmi dan Saefudin) menghadap Gus Dur di Kantor PBNU.

Kami bertiga menceritakan keadaan Anwar yangh masih dalam penjara. Gus Dur pun prihatin dan berjanji akan membantu agar bisa keluar dari penjara.

Ketika itu Gus Dur berpesan, jika nanti keluar tolong jangan banyak ngomong dulu. Kami bertiga menyanggupi: Ya Gus nanti kami sampaikan.

Entah, dengan cara apa, Gus Dur membantu. Akhirnya beberap bulan perdana menteri Malaysia, Abdullah Badawi mengeluarkan Anwar dari penjara. Padahal dalam hitungan masih sekitar 3-4 tahun lagi menjalani hukuman.

Setelah keluar dari penjara, kami pun menuju kediaman beliau. Kami menyaksikan perbincangan Anwar dan Gus Dur melalui telepon. Ada ucapkan terima kasih. Bahkan Gus Dur menegaskan, apa benar ini sudah di rumah? “Benar Gus, ini sudah benar-benar di rumah,” begitu jawab Anwar.

Setelah itu terjalin hubungan akrab kedua tokoh dan hingga ada kesamaan frekuensi dan benar-benar menjadi GusDurian dalam visi tentang keislaman, demokrasi, toleransi, keadilan dan kemanusiaan.

Mandelanya Asia

Dampaknya, Anwar pun kemudian masuk kategori liberal, hingga banyak yang menuduh anti-ulama, meski pun Syaikh Yusuf Qardhawi memberikan dukungan penuh pada perjuangan Anwar, namun tak menyurutkan tuduhan sebagai anti-ulama dan anti-Islam.

Tapi semua itu tidak menyurutkan langkahnya, sikap dan pendiriannya kokoh berjuang membawa misi kemanusiaan. Maka, wajar ia jejuluk Mandelanya Asia dari Dr Rizal Ramli.

Kini, Anwar resmi menjadi Perdana Menteri Malaysia. Ia berhadapan berbagai Krisis (ekonomi politik dan sosial). Persis seperti Gus Dur ketika menjadi presiden.

Semua berharap dan meyakini sosok Anwar mampu memulihkan krisis, sebagaimana Gus Dur mampu memulihkan Indonesia menjadi negara demokratis.

Pengalaman menjadi menteri keuangan dan jaringan kekuatan ekonomi dunia baik timur dan Barat akan memudahkan Anwar memulihkan ekonomi Malaysia. Selamat bertugas…Semoga sukses!

Jakarta 25/11/22. Mukhlas Syarkun

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry