: KH Zahrul Azhar As'ad (Gus Hans)

Surabaya|duta.co- Pengasuh Pondok Pesantren Queen Al-Azhar Darul Ulum,  Rejoso Peterongan, Kabupaten Jombang, KH Zahrul Azhar As’ad (Gus Hans) tenyata tak hanya piawai menjadi  presenter  di acara Sapa Santri   yang ditayangkan di TV nasional.

Dalam urusan acara “ Sapa Santri” di TV tersebut   hampir seluruh pesantren di Jatim bahkan di Indonesia pernah dijelajahinya.

Maka tak heran  dalam berbagai kesempatan ia meminta kalangan santri dan meminta kaum nahdliyin untuk aktif berdakwah di dunia pertelevisian dan kampus. Selama ini ruang tersebut banyak dimanfaatkan  oleh kaum Wahabi dan selain Ahlussunnah wal Jamaah.

“Para kiai dan alumni pesantren harus dekat dengan dunia kampus dan harus mesra becengkrama dengan dunia media,  khususnya pertelevisian.  Jika itu tidak dilakukan, maka jangan salahkan apabila nanti ada calon pemimpin kita berasal dari kalangan mereka,” tukasnya beberapa waktu lalu.

Pria yang akrab disapa Gus Hans ini menyebutkan dirinya tidak sepenuhnya menyalahkan televisi swasta tersebut. Sebab, semua itu terjadi karena kelalaian kaum nahdliyin sendiri dalam memanfaatkan televisi. Di era 1970 hingga 1990-an para kiai pesantren seakan segan masuk wilayah kampus  dan menjauhi dunia pertelevisian.

“Akhirnya terjadi kekosongan dakwah. Dan masuklah kelompok-kelompok yang mengajarkan fiqih yang tidak mainstream. Bagi yang pernah nyantri masih bisa menyaring dan memproteksi diri. Tetapi bagi yang hidupnya sibuk dengan pekerjaan, maka apa yang mereka sampaikan bisa ditelan mentah-mentah,” tambah Gus Hans.

Selain itu, ada peran  Gus Hans yang sering dilupakan publik.   Kiai muda  yang juga dokter itu berperan penting dalam ‘mempertemukan’ ulama PWNU Jatim dengan Gubernur Jatim terpilih Khofifah Indarparawansa, pasca Pilgub Jatim 2018 lalu.

 

Maklum hubungan kiai NU dengan Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut  saat itu sempat ’terganggu’ karena perbedaaan dukungan dalam Pilgub Jatim.

Sejumlah ulama PWNU Jatim mendukung Gus Ipul, sementara beberapa ulama lainnya mendukung Khofifah.

Peran yang dimainkan Hans memang tidak tanggung tanggung.  Sebelumnya ia memang dikenal sebagai jubir sekaligus tim sukes pasangan Khofifah-Emil Dardak dalam Pilgub Jatim 2018.   Usai Pilgub, peran Gus Hans mencairkan hubungan   menjadi cair.

“Gus Hans lah tim sukses yang paling ‘berdarah darah’ dan pasang badan untuk kemenangan pasangan Khofifah-Emil dalam Pilgub 2018 lalu,” tegas salah seorang kader muda NU.

Sejumlah sumber menyebutkan, berkat lobi lobi Gus Hans  akhirnya para kiai PWNU akhirnya bisa bertemu dengan Gubernur Jatim terpilih Khofifah. “Berkat lobi lobi Gus Hans akhirnya pertemuan kiai PWNU dan bu Gubernur Jatim Khofifah  di PWNU itu berlangsung, apalagi suasananya menjelang Pilpres,” tegasnya sumber tersebut.(rls.mha)