SURABAYA  | duta.co – Viral! Video pendek Tv9 berisi ‘peringatan’ Gus Ali (KH Agoes Ali Masyhuri, pengasuh Pondok Pesantren Bumi Shalawat Desa Lebo, Sidoarjo) agar umat hidup rukun, jangan terpecah belah oleh perbedaan pilihan politik, cukup viral. Sampai Kamis (21/11/2019) video itu berpindah-pindah grup.

Yang menarik, Gus Ali menunjukkan fakta, bahwa, Prabowo dan Jokowi yang, sempat gontok-gontokan dalam Pilpres 2019, kini sudah makan bersama.

Wong Jokowi karo Prabowo wis dadi situuuuk, pendukungan jik lirik-lirikan, cik nemene! (Lha Jokowi dengan Prabowo sudah jadi satu, kok pendukungnya masih saja bermusuhan. Terlalu! red.) ” kata Gus Ali sambil membanting kopiahnya.

Taushiyah Gus Ali ini, menarik didengar. Menurutnya, jangan sampai kita menjadi (orang) sumbu pendek, ngamukan, bahkan kadang-kadang yang diamuk tidak jelas.

“Kiai Said ini langganan diamuk orang. Saya doakan ahli surga, dibully orang. Mau terima FPI, belum terima, sudah dibully orang. Kok nggak cerdas orang-orang ini, lha wong Jokowi karo Prabowo wis dadi situk (satu red), masak PBNU tidak boleh terimo FPI. Kok tidak cerdas,” tegasnya.

Cik nemene (Keterlaluan red.),” katanya sambil membanting kopiah.

Gus Ali kemudian mengambil kopiahnya kembali. Ia berkata:  “Sampean terima Pak Said, FPI sampean terima. MasyaAllah,  jangan sampai NU itu jauh dengan dzurriyaturrosul saw. Aku jaluk (Saya minta red.) pengurus PBNU setiap periode ada habibnya, supaya barokah. Supaya barokah, serius ini. Saya dukung Kiai Haji Said Aqil Siroj menerima FPI, silakan datang ke PBNU, mereka adalah saudara-saudara kita, seiman dan seagama,” terangnya.

Gus Ali lalu berkelakar. “Besok bisa diangkat jadi Ketua FPI, saya. Lha iya orang-orang  ini kok tidak cerdas. Lha orang yang dijagokan kayak-kayak gontok-gontokan, sekarang sudah makan bareng, kok pendukungnya….” tambah Gus Ali.

Masih menurut Gus Ali, dirinya siap membantu Kiai Said untuk undang FPI. Merupakan langkah cerdas NU jika berkenan menerima FPI untuk hadir di PBNU. Ini bisa sebagai contoh kepada umat, bahwa FPI adalah bagian dari pada Nahdatul Ulama.

“Akidahnya sama, ubudiyahnya sama, hanya kadang-kadang FPI visi politiknya tidak sama. Beda itu jangan dianggap lawan. Kadang-kadang kita semakin alim, semakin cerdas karena diantarkan oleh perbedaan,” tegasnya.

Video Gus Ali ini mendapat komentar seorang profesor dari kampus kenamaan di Surabaya. Menurutnya, kerukunan umat memang dibutuhkan, tetapi, itu bukan berarti mematikan kritik terhadap pemimpin. Dan kritik itu jangan diartikan sebagai lawan.

“Kita jangan salah paham. Jangan setiap kritik ke Jokowi, itu dimaknai sebagai orang Prabowo. Kritik terhadap pemerintah, itu diperlukan agar seorang pemimpin tidak teledor. Mengingatkan pemerintah itu keniscayaan, harus dilakukan karena kita berada dalam negara demokrasi,” urainya. (mky)