Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa meninjau kerajinan batik tulis tenun gedog di Kecamatan Kerek Tuban.

TUBAN | duta.co – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa Bersama Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky meninjau potensi kerajinan batik tulis tenun gedog sebagai Desa Devisa di Kecamatan Kerek.

Dalam kesempatan tersebut Gubernur yang pernah menjabat sebagai Menteri Sosial itu menyempatkan dialog dengan para pengerajin batik di Desa Margorejo dan Kedungrejo Kecamatan Kerek.

Khofifah menyampaikan, saat ini Pemprov Jatim tengah mengembangkan program Desa Devisa, dimana saat ini terdapat tiga desa yang dijadikan pilot project Desa Devisa.

“Sementara ini ada tiga desa yang dicanangkan untuk menjadi Desa Devisa. Selanjutnya pada tahun 2022, Pemprov Jatim menargetkan bertambah 15 desa,” ungkap Khofifah, Jum’at (11/2/2022)

Lebih lanjut, gubenur kelahiran 19 Mei 1965 ini menjelaskan, Pemprov Jatim saat ini bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) akan melakukan penilaian terhadap semua Desa Devisa yang tengah dikembangkan. Tujuannya, untuk memenuhi syarat dan kategori yang ditetapkan sebagai Desa Devisa.

Mantan  Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan di era Presiden Abdurrahman Wahid itu menyampaikan batik gedog khas Tuban memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan menjadi produk Desa Devisa. Selain dijadikan pakaian, batik gedog dapat dikreasikan menjadi kerajinan lain, diantaranya interior ruangan, sarung bantal, maupun cinderamata lainnya.

Pihaknya miminta agar LPEI mengirimkan desainer guna pengayaan bagi pelaku industi kreatif. Sehingga memperluas pemasaran produk batik gedog khas Kabupaten Tuban ini.

“Kami harap satu bulan ke depan Desa Devisa pertama di Kabupaten Tuban ini dapat diluncurkan,” harapnya.

Sementara itu, Head of Regional Office 3 LPEI, Koerniawan Prijambodo mengatakan adapun syarat Desa Devisa diantaranya terdapat produk unggulan unik dan memiliki potensi ekspor yang besar.

“Produk batik tulis tenun gedog termasuk unik, mengingat proses pemintalan benang hingga proses produksi batik dilakukan di satu lokasi. Tidak hanya itu, bahan baku batik jenis ini hanya ada di Tuban,” ucap Koerniawan.

Ia juga mengatakan LPEI akan melakukan kurasi atau pengkajian lanjutan untuk mengetahui langkah yang akan diambil ke depannya. Salah satunya mendatangkan desainer professional guna dilakukan pelatihan.

“Nantinya akan dilakukan pendampingan pemasaran hingga ke luar negeri,” jelas Head of Regional Office 3 LPEI ini.

Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky mengatakan pihaknya akan mendukung rencana program Desa Devisa di Kabupaten Tuban. Selaras dengan program One Village One Product yang digaungkan Pemkab Tuban.

“Program Desa Devisa mampu menginspirasi masyarakat untuk mengembangkan produk khas tiap wilayah,” ucapnya.

Bupati kelahiran April 1992 ini juga menambahkan hadirnya program Desa Devisa diharapkan dapat menguatkan batik tulis tenun gedog sebagai salah satu industri kreatif di Kabupaten Tuban.

“Dengan adanya program Desa Devisa semoga batik tulis tenun gedog Tuban bisa semakin maju, menjadi salah satu industry kreatif,” pungkas alumni Unair ini. (sad)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry