Pelaksanaan Dauroh Aswaja untuk membentengi amalan warga nahdliyin. Acara ini berlangsung di Museum NU. (FT/Saifuddin)

SURABAYA | duta.co – Sedikitnya 80 mahasiswa Jalur Prestasi Keagamaan, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur, Sabtu (16/10/21) mengikuti Dauroh Aswaja khusus mahasiswa, di Museum NU Jalan Gayungsari Timur 35, Surabaya.

Mahasiswa dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel (SA) Surabaya ini, mendapat bimbingan langsung dari Prof Dr KH Abd A’la, Koordinator Bidang Pendidikan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia, PWNU Jatim.

Selain Prof A’la, ada juga pemateri lain, seperti KH Syafruddin Syarif, Katib Syuriah PWNU Jatim. Peserta juga memperoleh materi ‘membedah’ Islam dan ke-Indonesiaan oleh Dr HM Hasan Ubaidillah.

“Alhamdulillah, semakin banyak mahasiswa yang mengikuti penguatan ajaran Aswaja An-Nahdliyyah. Kali ini, tampaknya mahasiswa dari Jalur Prestasi Keagamaan, PWNU Jawa Timur. Museum NU sendiri memberikan ‘keistimewaan’ bagi kegiatan penguatan Aswaja an-Nahdliyyah,” demikian Saifuddin SPd, salah seorang petugas di Museum NU kepada duta.co, Sabtu (16/10).

Menurut Mas Udin, panggilan akrabnya, di Museum NU pengunjung, atau peserta Dauroh Aswaja  bisa menyaksikan langsung sejarah kegigihan para masyayikh menentang kebijakan Kerajaan Arab Saudi yang ingin menggempur makam Rasulullah dan para sahabat dengan alasan syirik.

Ini penting untuk diketahui. “Raja Saud pun membalas surat ‘keberatan’ para kiai. Dan sampai sekarang, makam-makam itu tetap terpelihara dengan baik. Andai saja ulama-ulama kita diam, habis sudah. Padahal, hasanah sejarah ini urgen, dan bisa menjadi media memperkuat keimanan. Sejarah ini terekam di Museum NU,” jelas lelaki yang rajin mendampingi para pengunjung Museum NU ini.

PWNU Jawa Timur memang aktif mengggelar Dauroh Aswaja. Ini untuk memberikan kenyamanan kepada jamaah dalam melaksanakan ritual keagamaan. Sekaligus memproteksi derasnya guyuran ideologi anti Aswaja dan anti NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Jadi, bukan hanya untuk NU, tetapi juga untuk menjaga keutuhan NKRI.

“Apalagi, belakangan, gempuran pemikiran kian liar. Karena itu, dibutuhkan proteksi hujjah bagi amalan keagamaan warga nahdliyin,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry