JOMBANG | duta.co – Gelagapan! Sekolah daring ternyata tak semudah yang dibayangkan. Akibat pandemi covid-19 para siswa didik dituntut belajar dari rumah melalui sistem online. Ujungnya tak sedikit yang kebingungan.

Maklum, mereka harus belajar dengan menggunakan smartphone dan berkelompok. Kalau sekedar ini, sudah menjadi rutinitas pelajar yang ada di kota santri. Namun, dengan sistem belajar secara online, para siswa banyak alami kesulitan.

Salah satunya adalah para siswa sekolah dasar (SD) yang ada di Desa Marmoyo, Kacamatan Kabuh. Para siswa didik ini mengalami kesulitan dalam mengakses internet.

Ironisnya lagi, mereka belajar pun harus join perangkat smartphone dan numpang di salah satu rumah warga. Seperti yang terlihat di rumah milik Sekretaris Desa Marmoyo, Sumandi.

Di rumah tersebut, nampak sedikitnya ada 5 siswa SDN Marmoyo yang sedang menjalani kegiatan belajar mengajar (KBM) secara daring. Dalam proses belajar itu, nampak pemandangan yang sangat menarik, yakni terlihat di meja tempat lima siswa ini belajar hanya ada satu perangkat smartphone yang digunakan untuk berlima.

Lima pelajar tersebut saling menyimak materi yang diberikan gurunya melalui smartphone yang ditaruh di atas meja. Terkadang, mereka juga saling menarik perangkat telepon pintar itu agar bisa melihat dengan jelas materi pelajaran yang diberikan gurunya.

Kelima siswa itu salah satunya adalah Karin Madu Lestari, pelajar kelas 2 SDN Marmoyo. Karin terpaksa numpang di rumah Sumandi karena tidak memiliki smartphone untuk digunakan belajar. Padahal, seluruh tugas dan materi belajar disampaikan gurunya melalui online.

“Ini belajar kelompok karena tidak punya Handphone. Dan ini HP-nya milik mas Adam (Anak Sumandi, red),” kata siswa yang masih duduk dibangku kelas 2 SDN Marmoyo ini, Kamis (23/07).

Terkendala Sinyal

Senada, hal itu juga diungkapkan oleh Vebria Kristanti Pratama juga mengalami hal serupa. Siswa ini, juga numpang di rumah Sumandi untuk belajar melalui smartphone miliknya. Ia mengakui setiap hari numpang di rumah Sumandi sejak awal tahun ajaran baru dimulai, Senin (13/7) lalu.

“Tidak punya HP,  jadi belajar kelompok. Sudah sejak awal masuk sekolah, “ungkapnya. Terpisah, Sumandi, Sekdes Marmoyo membenarkan beberapa siswa SDN Marmoyo kerap belajar di rumahnya melalui smartphone miliknya.

“Kebetulan yang kelas dua itu kan banyak yang gak punya HP ya. Kan tetangga dekat, jadi kalau ada pelajaran ya kita sampaikan ke rumahnya,” terangnya.

Dijelaskan, Desa Marmoyo ini terbilang cukup terpencil, karena harus melalui kawasan hutan milik Perhutani untuk bisa mencapai desa berpenduduk 1.100 jiwa ini. Karena wilayah yang dikelilingi hutan, masalah jaringan internet dari provider seluler tidak bisa menjangkau desa itu.

Untuk mengakses jaringan internet, para pelajar di desa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Lamongan dan Bojonegoro itu, harus numpang di kantor desa atau pun rumah warga yang memiliki wifi.

“Desa Marmoyo ini memang terkendala sinyal, tidak ada jaringan. Dan yang bisa diakses hanya melalui wifi, “jelasnya. Untuk akses internet pun tidak dibatasi. Semua jaringan wifi diberikan oleh pemiliknya secara gratis.

“Awalnya semua kan kumpul di balai desa, akhirnya sinyalnya gak muat. Jadi kita tawarkan yang mau ke rumah silahkan wifi-nya gak pakai sandi, semuanya bebas di setiap rumah yang pasang wifi, “pungkasnya. (dit)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry