“PBNU yang dulu menjadi pendukung, kini mulai bersuara keras, betapa bahayanya oligarki bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab sepak terjang oligarki mencederai rasa keadilan masyarakat.”

Oleh : Mukhlas Syarkun

DI TENGAH wabah corona, semua diminta bersatu, gotong royong, menyatukan visi langkah dan pikiran positif untuk keselamatan bangsa dan negara.

Dalam hal ini, tentu pemerintah ada di garis depan sebagai pihak yang secara konstitusi mempunyai tanggungjawab untuk melindungi segenap tumpah darah bangsa Indonesia.

Mengapa? Karena secara konstitusi pula, pemerintah diberi kewenangan membuat kebijakan, dibekali uang, dilengkapi senjata dan orang-orangnya yang menjalankan diberi gaji besar plus tunjangan dan fasilitas besar pula.

Supaya apa? Supaya fokus bekerja untuk membuat semua dalam keadaan selamat, aman, damai dan sentosa.

Tapi bagaimana kenyataannya?

Untuk menilai ini, masyarakat terbelah, sebagian masyarakat menilai pemerintah gagal, tapi pendukung pemerintah, yang tadinya mendukung, kini juga terbelah.

Sebagian menilai bahwa para pemimpin punya niat baik, tapi hanya saja di lapangan sering kali dimanfaatkan oleh berbagai pihak di sekitar pengsuasa itu sendiri. Ini rata-rata penilaian pendukung pemerintah.

Tapi ada juga pendukung pemerintah yang lebih ganas lagi, bahkan terang terang sudah vulgar.  PBNU yang dulu menjadi pendukung, kini mulai bersuara keras, betapa bahayanya oligarki bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, sebab sepak terjang oligarki mencederai rasa keadilan masyarakat.

Pendek kata mayoritas dari eleman bangsa, ini telah menyoal fenomena oligarki yang begitu kuat mencekram dalam semua sektor kehidupan.

Setidaknya ada tiga indikasi, dari sebuah pemerintahan dianggap sesuai dengan amanah konstitusi yaitu  memastikan negara ini sebagai negara hukum, kesejahteraan, kemakmuran bersama dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Bagaimana kenyataannya?

Semua itu tidak bisa jalan dengan baik, karena telah terkoptasi oleh kekuatan oligarki,..

Mengapa oligarki terlalu kuat? Karena banyak uang, hampir 80 persen kekayaan bangsa Indonesia ada di tangan mereka.

Apa dampaknya?

Dampaknya para pemimpin tersandera oleh kepentingan oligarki yang menyebabkan kepentingan rakyat pada umumnya terabaikan.

Mengapa kepentingan oligarki tidak sejalan dengan kepentingan rakyat…? Karena Mereka tidak punya nasionalisme dan juga sebagai pedagang seperti VOC dulu dan kemudian menjadi kekuatan ekonomi dunia VOC TERCATAT sebagai kelompok ekonomi terkaya sepanjang sejarah.

Oligarki sekarang ini, ingin mengulang kejayaan VOC, karena Indonesia kaya sumber alam dan sumber makanan juga pasar narkoba yang sangat besar.

Mengapa oligark tidak punya rasa nasionalis yang kuat?

Sebab rata rata oligarki bukan pribumi juga bukan muslim, sementara mayoritas bangsa ini muslim. Maka wajar mereka berbuat untuk dirinya dulu, diutamakan dan itu fenomena lazim terjadi.

Oleh karena itu, saat nya kita gaungkan bersama ‘Ganyang Oligarki’.

Jakarta, Mukhlas Syarkun

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry