WIRAUSAHA : (ki-ka) Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, menggelar rapat koordinasi dengan Perwakilan USAID, Mr. Thomas Crehan untuk menciptakan 2.000 wirausaha wanita. (duta.co/yuli)

TRENGGALEK  | duta.co – Cita-cita Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin tahun 2020 tidak hanya fokus pada penanganan kemiskinan namun sudah harus fokus kepada pengentasan kemiskinan benar-benar coba diwujudkan. Melalui Rumah Perempuan dan bekerjasama dengan USAID JAPRI (Jadi Pengusaha Mandiri) Pemerintah Kabupaten Trenggalek merencanakan melatih kurang lebih sebanyak 2.000 wanita kelompok rentan berwirausaha.

Dengan menjadi pengusaha dan mampu mendapatkan penghasilan sendiri, para perempuan ini mampu mengeluarkan keluarganya dari belenggu kemiskinan. Senin (13/1/2020) Bupati Trenggalek bersama jajaran melakukan rapat koordinasi dengan USAID untuk membahas secara mendalam, rencana tersebut.

“Rapat ini merupakan tindak lanjut kegiatan Bapak Bupati di Amerika (Women’s Global Development and Prosperity Initiative) dan komitmen beliau menumbuhkan 1.000 wirausaha baru dari kelompok wanita,” ungkap Ratna Sulistyowati, Kepala Dinas Sosial P3A Kabupaten Trenggalek.

Ditambahkan perempuan yang juga dokter ini, “USAID menyambut baik usaha Bupati Trenggalek ini dan bahkan memberikan kesempatan untuk 2.000 wirausaha baru khusus untuk wanita, kelompok umur 18 hingga 30 tahun,” imbuhnya.

Menurutnya jumlah penduduk Kabupaten Trenggalek sebanyak  747.867 jiwa yang 70% nya  adalah perempuan, anak dan lansia. Angka yang cukup besar dan pemerintah Kabupaten Trenggalek menganggap kelompok ini harus diberikan kesempatan tidak hanya sebagai obyek melainkan subyek pembangunan.

“Perempuan dan anak merupakan investasi, aset potensi yang dapat memberikan kontribusi yang sangat besar bagi pembangunan daerah. “

Hal inilah yang mendorong Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk fokus kepada Pengarusutamaan Gender (PUG). Apalagi sesuai dengan hasil survey sebuah lembaga, menyebutkan bawasannya bila perempuan itu berpenghasilan, sebagian besar penghasilannya akan diinvestasikan untuk keluarga, seperti untuk pendidikan, perbaikan gizi keluarga maupun beberapa hal yang lainnya sehingga angka anak putus sekolah maupun stunting dapat ditekan. “Hal inilah yang mengisiasi lahirnya Rumah Perempuan di Trenggalek  yang telah dilaunching akhir tahun lalu,” ujarnya.

Keberadaan rumah perempuan sendiri  bertujuan untuk mengajak partisipasi perempuan dalam proses pembuatan kebijakan; akademi perempuan dan sekolah kejuruan; Kamar bisnis dan kerja sama wanita; mencarikan inisiatif dana pemberdayaan perempuan dan menjadi mitra dan teman perempuan.

Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, usai menggelar rapat koordinasi menuturkan  tahun ini USAID, JAPRI dan Pemerintah Kabupaten Trenggalek ingin menciptakan perempuan-perempuan wirausahawan baru.

“Kurang lebih kita target ada 2.000 perempuan yang akan menjadi wirausaha baru di Trenggalek,” ungkap pemimpin muda Trenggalek ini.

Tadi kami berdiskusi, dan akan fokus pada perempuan muda yang berusia 18-30 tahun. Mereka harus masuk dalam data kemiskinan dan kerentanan baik pada desil 1 maupun 2, penyandang disabilitas, perempuan dalam korban kekerasan, janda, eks pekerja migran, mereka yang masih terjebak dalam belenggu prostitusi.

“Ini yang ingin kita libatkan dalam program ini,” lanjut Bupati Arifin saat dimintai keterangan awak media.

Kita target 2.000 perempuan rentan, akan menjadi pengusaha batu dan kedepannya kami harapkan kerentanan itu akan hilang senyampang dengan perbaikan ekonomi dan kita harap korelasinya juga ada perbaikan secara sosial, tegas orang nomor satu di Trenggalek ini.

Perwakilan USAID, Mr. Thomas Crehan, menambahkan, “USAID menyiapkan dana untuk membantu Trenggalek meningkatkan pendapatan perempuan. Jadi ini program khusus untuk perempuan. Untuk membuat perempuan bagaimana caranya mereka bisa membuat bisnis untuk mereka sendiri,” terangnya.

Ditambahkan olehnya, “program sosial bersama Trenggalek ini tidak hanya menyasar perempuannya saja, melainkan juga keluarga. Dimana keluarganya ini nanti mendapatkan kesadaran terhadap prespektif gender yang bagus,” imbuh Mr. Thom.

Kemudian pemerintah datang dengan aksi kolaborasi, juga privat sector juga kita libatkan, tidak hanya sekedar untuk membeli produknya tetapi juga untuk mentransfer pengetahuan kepada mereka, bagaimana memproduksi yang baik itu seperti apa, tandas perwakilan USAID ini. (ays)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry