Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy melakukan penanaman pohon secara simbolis usai membuka Forum Rektor Indonesia 2022, di ACC, Sabtu (29/10/2022). DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Pertemuan tahunan Forum Rektor Indonesia (FRI) 2022 digelar di Airlangga Convention Center (ACC) Sabtu (29/10/2022) dan Minggu (30/10/2022).

Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy hadir membuka acara yang diikuti 5 ribu rektor dari seluruh perguruan tinggi negeri/swasta seluruh Indonesia baik offline maupun online itu.

Muhajir mengatakan ada empat hal penting yang harus dibahas dalam forum yang besar dan penting itu. Yaitu ketenagakerjaan, stunting, kemiskinan ekstrim dan antisipasi kondisi tahun depan.

“Beliau-beliau yang hadir di forum ini adalah pemegang otoritas perguruan tinggi di Indonesia. Sebisa mungkin harus memikirkan isu-isu strategis dan penting terutama masalah global, perubahan iklim, krisis pangan, energi dan sebagainya,” jelasnya.

Muhadjir menjelaskan untuk masalah ketenagakerjaan, para rektor diharapkan bisa merespon secepatnya revitalisasi pendidikan terutama pendidikan vokasi. Dengan pendidikan vokasi diharapkan pengangguran bisa dikurangi.

Untuk stunting kata Muhadjir para rektor diharapkan juga ikut berpartisipasi menekan angkanya. Karena di Indonesia saat ini angka stunting masih tinggi yakni 24,4 persen dan pada 2024 harus bisa mencapai angka 14 persen.

Masalah ketiga adalah ikut serta mengatasi kemiskinan ekstrim. Sekarang sudah ada program pengentasan kemiskinan yang by name by address by desa. Perguruan tinggi juga harus membantu agar masyarakat bisa berdaya  sehingga pada 2024 Indonesia nol kemiskinan ekstrim.

“Tidak mungkin pemerintah melakukan itu sendirian. Kami butuh bantuan semua pihak terutama perguruan tinggi,” tuturnya.

Dan yang tak kalah penting kata Muhadjir adalah perguruan tinggi bisa berkontribusi untuk masalah yang akan dihadapi di tahun depan.

“Presiden Jokowi sudah mengatakan tahun depan adalah tahun yang tidak baik-baik saja. Kita harus melakukan antisipasi kemungkinan terburuk itu agar kita selamat dari krisis dunia terutama krisis pangan,” jelasnya.

Rektor Unair, Prof Mohammad Nasih selaku tuan rumah mengatakan ada beberapa hal yang sangat krusial yang harus dilakukan FRI.

“Kita harus menjadi bagian solusi dari berbagai macam persoalan bangsa tentunya sesuai dengan bidang kita yakni pendidikan, riset dan pengabdian masyarakat,” tuturnya.

Pada pembukaan FRI ini dilakukan juga penanaman 2 ribu pohon berbagai jenis yang merupakan kolaborasi Kemenko PMK dengan FRI. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry