Dosen FKes, Wiwik Afridah. DUTA/ist

SURABAYA l duta.co  –  Fakultas Kesehatan (Fkes) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) meluncurkan program Pesona  (Public Assessment, Information and Education For Health).

Program ini dibuat agar bisa lebih dekat dengan masyarakat  dan memberikan layanan setiap hari melalui web terkait informasi dan edukasi kesehatan dalam rangka preventif dan promotif.

Dosen FKes, Wiwik Afridah mengatakan Pesona Unusa ini adakah sebuah inovasi  untuk membantu masyarakat agar lebih peduli akan kesehatan.

Di web yang sedang dikembangkan itu, akan berisi beberapa hal tentang edukasi kesehatan. “Sehingga masyarakat bisa lebih mengutamakan tindakan pencegahan,” ujar Wiwik, Rabu (12/8/2020).

Dengan peluncuran ini, Rektor Unusa, Prof Dr Ir Achmad Jazidie , M.Eng. cukup membanggakan dengan adanya program dari Fkes ini untuk berperan aktif dalam penanganan kesehatan masyarakat di Surabaya maupun Jawa Timur.

“Ini inovasi yang cukup bagus dari Fkes untuk memberikan pelayanan yang baik buat masyarakat sekitar,” ucapnya.

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie sangat mengapresiasi inovasi FKes ini. Dengan inovasi ini akan memacu untuk menciptakan inovasi-inovasi lainnya, walau di tengah pandemi Covid-19.

“Saat pandemi seperti sekarang, diperlukan inovasi dan kreativitas dari mahasiswa maupun dosen,” ungkap Jazidie.

Peluncuran program Pesona Unusa ini juga digelar webinar kesehatan. Dalam webinar tersebut, Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi Jawa Timur, Dr Himawan Estu Bagijo menjadi salah satu narasumber.

Himawan mengatakan pandemi ini membuat tenaga kesehatan sangat dibutuhkan di puskesmas dan rumah sakit di dalam dan luar negeri.

Disnakertrans Jatim pun sudah mempersiapkan untuk tenaga kesehatan yang ingin mengasah kemampuan bahasanya dengan laboratorium bahasa agar dapat bersaing dalam dunia industri di luar negeri.

“Kita harus punya kemampuan yang handal untuk bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara lain,” tukasnya.

Pemateri lain, Mohamad Yoto selaku Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, menilai jika serapan untuk tenaga kesehatan di Jawa Timur masih kurang di mana masih minimnnya tenaga kesehatan yang ada di Jatim.

Saat ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur masih melakukan koordinasi  dengan pemerintah pusat untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan yang memang dibutuhkan.

Yoto menjelaskan di tengah pandemi ini tenaga kesehatan sangat dibutuhkan, tidak hanya lulusan D3 atau D4 saja tapi juga sarjana atau S1.

“Yang utama, para tenaga kesehatan itu sebagai agen kuratif dan preventif. Terlebih untuk promosi kesehatan agar masyarakat bisa lebih tertib menjaga kesehatan mereka,” ujarnya. ril/hms

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry