Mahasiswa FK Unusa praktik di laboratorium. Unusa berencana membuka program pendidikan dokter spesialis di tahun ini. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK Unusa) akan segera membuka program pendidikan dokter spesialis (PPDS) di tahun ini.

Ini dilakukan untuk bisa memberikan kontribusi atas kurangnya jumlah dokter spesialis di Indonesia yang bisa menyebar ke seluruh pelosok tanah air.

Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie mengatakan persiapan untuk membuka PPDS ini terus dilakukan. Mulai mempersiapkan fasilitas sarana dan prasarana, sumber daya manusia dalam hal ini pemenuhan dosen dan sebagainya.

“Semuanya harus siap dulu, baru kita buka. Dan Insya Alloh kita siap, karena SDM kita sudah banyak dari tiga rumah sakit yang dimiliki jaringan Unusa,” ujar Prof Jazidie.

PPDS yang nantinya akan dibuka oleh Unusa adalah tiga spesialis yakni paru, jantung dan penyakit dalam. Ketiga program spesialis itu karena Unusa memiliki SDM, fasilitas dan sebagainya untuk tiga program spesialis itu.

“Untuk membuka program spesialis, kita harus melihat banyak hal. SDM itu penting, sarana itu penting, prasarana itu penting. Juga melihat kebutuhan akan dokter spesialis tertentu. Kalau kita sekadar membuka nantinya percuma,” tukas Prof Jazidie.

Selama ini, PPDS hanya boleh dibuka di fakultas kedokteran yang berada di kampus negeri. Swasta masih belum diizinkan. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, di mana kebutuhan dokter spesialis dan sub spesialis yang semakin tinggi, membuat Kementerian Kesehatan RI merevisi aturan lama.

Sehingga, ke depan, FK di kampus swasta yang minimal memiliki akreditasi B, diperbolehkan untuk membuka PPDS.

“Karena kalau melihat jumlah dokter yang ada sekarang, dan lulusan yang dihasilkan FK di seluruh Indonesia, terlalu lama menunggu untuk bisa ideal. Makanya, Kemenkes membuka luas FK di kampus swasta untuk membuka PPDS, tentunya dengan aturan yang berlaku,” jelas Prof Jazidie.

Untuk FK Unusa sendiri, saat ini untuk program pendidikan dokter sudah ditambah kuota mahasiswanya. Dari yang hanya 50 mahasiswa, kini sudah boleh menerima 100 mahasiswa.

Namun kata Prof Jazidie, FK Unusa tidak langsung menerima 100 mahasiswa, melainkan bertahap, disesuaikan dengan SDM dan sarana prasarana.

“Kita buka bertahap, 70, 80 mahasiswa. Baru di tahun ini, kita akan menerima full 100 mahasiswa untuk FK. Semoga ini bisa membantu menambah jumlah dokter di Indonesia,” tukasnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry