Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso (tengah) saat lokakarya Redesain Kurikulum Prodi FK Unair, awal pekan. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Pandemi membuat sistem pembelajaran berubah. Metode belajar kini lebih banyak ditempuh dengan online, tak terkecuali di fakultas kedokteran (FK). Karenanya penyesuaian kurikulum juga diperlukan.

Wakil Dekan I, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) Dr dr Ahmad Chusnu Romdhono, SpTHT-KL mengatakan pandemi merupakan salah satu tolak ukur adanya redesain kurikulum ini. Pandemi membuat semua harus menyesuaikan diri termasuk kurikulum.

“Yang terjadi saat ini, kurikulum kita masih mengacu pada kurikulum yang disusun sebelum era pandemi. Padahal, dengan adanya pandemi semua hal berubah tak terkecuali di bidang pendidikan,” katanya saat lokakarya Redesain Kurikulum Program Studi Fakultas Kedokteran Unair, Senin (1/11/2021) lalu.

Karena redesain kurikulum diperlukan sebagai landasan dalam pembelajaran pun perlu diperbaharui. Salah satu poin yang dibahas adalah perubahan metode pembelajaran. Jika dulu metode pembelajaranyang sifatnya kognitif, kelas besar harus dilakukan lewat tatap muka, dengan kurikulum baru ini kelas-kelas besar yang sifatnya teoritis bisa ditempuh lewat pembelajaran online.

Dikatakannya, target dari diadakannya redesain kurikulum ini adalah masing-masing prodi memiliki dokumen pendidikan yang berisi naskah akademik, dokumen kurikulum dan rencana pembelajaran semester. “Tiga hal itu menjadi pijakan bagi prodi dalam melaksanakan proses pembelajaran terhadap peserta didiknya,” katanya.

Perubahan target kompetensi dari kolegium dari masing-masing prodi spesialis juga secara tidak langsung menjadi tata cara pemenuhan kompetensi tersebut yang itu juga diatur dalam redesain ini.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) juga menjadi bagian yang dibahas dalam redesain kurikulum ini. Di FK Unair sendiri, MBKM tidak diberlakukan secara resmi karena sistemnya yang rigid dan membutuhkan 20 SKS penuh. Namun esensi dari MBKM sendiri secara tidak langsung telah dilaksanakan di FK Unair.

“Kemampuan dalam melakukan integrasi antara bidang yang berbeda, seperti dokter dengan apoteker,” terangnya.

Lokakarya juga menghadirkan Dr Noorma Rosita dari Direktorat Inovasi dan Pengembangan Pendidikan (DIPP) UNAIR. Ia memaparkan tentang kebutuhan dokter masa kini sebagai dokter enterpreneur.

“Bukan berarti dokter harus berjualan ini dan itu. Tapi bagaimana dokter bisa menggunakan skill enterpreneurshipnya dalam pengembangan karir kedokterannya,” paparnya.

Dekan FK Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) menambahkan redesain program studi ini akan berlaku di 43 prodi jenjang S1,S2 dan S3. Ditargetkan, draf kurikulum baru ini tuntas selama dua minggu ke depan sehinggaSK Rektor Unair untuk kurikulum baru ini bisa turun akhir tahun ini.

“Kami harap, dokumen yang telah dibuat segera diselesaikan dan diserahkan ke Wadek I. Sehingga bisa dilakukan telaah kurikulum,” terangnya. ril/end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry