KEMAJUAN: Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo dr Dwi Hesti Yuniarti saat launching Fitur Mobile Screening melalui android. (duta.co/ahmad yani)
KEMAJUAN: Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo dr Dwi Hesti Yuniarti saat launching Fitur Mobile Screening melalui android. (duta.co/ahmad yani)

SIDOARJO  | Duta.co – Penyakit diabetes melitus, hipertensi, ginjal kronik, dan jantung koroner , saat ini merupakan penyakit kronis yang gejalanya diabaikan.Meningkatkan kesadaran masyarakat sejak dini, BPJS Kesehatan meluncurkan layanan mobile Screening.

“Screening riwayat kesehatan penambahan fitur aplikasi BPJS Kesehatan Mobile. Jika sebelumnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN – KIS) hanya dapat melakukan riwayat kesehatan manual , dengan fitur ini bisa melihat potensi resiko kesehatannya cukup screening pada aplikasi mobile  melalui android,” kata Kepala Cabang BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo dr Dwi Hesti Yuniarti, Rabu (1/2).

Apabila di  Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) ditemukan banyak peserta dengan resiko mengidap diabetes melitus yang tergolong dalam kategori sedang atau tinggi, maka FKTP tersebut dapat melaksanakan edukasi kesehatan dan pembentukan klub risiko tinggi (risti) kepada sejumlah peserta JKN-KIS yang bersangkutan.

“Sepanjang tahun 2016, BPJS Kesehatan telah melakukan screening riwayat kesehatan kepada peserta JKN-KIS di seluruh Indonesia. Hasilnya kategori penyakit diabetes melitus terdapat 702.944 peserta berisiko rendah, 36.225 peserta berisiko sedang, dan 651 peserta berisiko tinggi,” jelasnya.

Sementara untuk kategori penyakit hipertensi, 632.760 peserta berisiko rendah, 104.967 peserta berisiko sedang, dan 2.093 peserta berisiko tinggi. Di kategori ginjal kronik, sebanyak 715.682 peserta di diagnosa memiliki resiko rendah, 23.307 peserta berisiko sedang, dan 831 peserta berisiko tinggi. Dan kategori jantung koroner, sebanyak 680.172 peserta berisiko rendah, 57.692 peserta berisiko sedang, dan 1.956 peserta berisiko tinggi.

Untuk BPJS Kesehatan Cabang Sidoarjo telah melakukan screening  peserta JKN-KIS. Hasilnya, kategori penyakit diabetes melitus 13.945 peserta kategori normal, 1.104 peserta berisiko sedang, dan 7 peserta berisiko tinggi. Sementara kategori penyakit hipertensi, 11.903 peserta dalam kategori normal, 3.080 peserta berisiko sedang, dan 73 peserta berisiko tinggi.

Di kategori ginjal kronik, sebanyak 14.467 peserta dalam kategori normal, 558 peserta berisiko sedang, dan 31 peserta berisiko tinggi. Dan terakhir dikategori jantung koroner, sebanyak 13.619 peserta dalam kategori normal, 1.384 peserta berisiko sedang, dan 53 peserta berisiko tinggi.

Dengan fitur ini, pihaknya  berharap peserta JKN-KIS lebih memperhatikan dan memeriksakan riwayat kesehatannya. Semakin dini mengetahui risiko kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan, sehingga jumlah penderita penyakit kronis menurun.

“Efek jangka panjangnya menurunnya pembiayaan keempat penyakit kronis tersebut, sehingga program JKN-KIS dapat   berjalan memberikan manfaat kepada para peserta yang membutuhkan”, tutup dr. Dwi Hesti Yuniarti.

dr Idong Juanda dari Dinkes Sidoarjo, memberi apresiasi. Adanya layanan tersebut bentuk pengurangan resiko kematian akibat penyakit kronis yang sifanya bukan penyakit menular. yan

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry