SURABAYA | duta.co – Lima hari. Mulai Senin (27/9/2021), Bank Indonesia (BI) Kantor Wilayah Jawa Timur menggelar Festival Ekonomi Syariah (FESYAR) JAWA 2021. Sebelumnya, Provinsi Gorontalo yang terpilih menjadi tuan rumah FESYAR 2021 untuk wilayah Kawasan Indonesia Timur (KIT).

“Tema kali ini: ‘Bersinergi Membangun Ekonomi dan Keuangan Syariah untuk Memperkuat Momentum Pemulihan Ekonomi Regional’. Ada sekitar 90 gerai tampil dalam event ini,” demikian Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur, Budi Hanoto, di depan pimpinan Media Jawa Timur.

Menurut Budi, opening ceremony FESYAR JAWA 2021 berlangsung di Tunjungan Plaza. Di sini, setidaknya ada 4 agenda penting. Pertama, deklarasi ‘Rumah Kurasi’ untuk penguatan UMKM dan OPOP. Kedua, penandatanganan kerjasama Hebitren se-Jawa. Ketiga, penyaluran pembiayaan ZISWAF (zakat, infaq, shadaqah, wakaf) dan keempat, Fintech syariah untuk pembiayaan UMKM produktif.

Budi Hanoto optimis, bahwa, Ekonomi Syariah bakal berkembang pesat. Data BI, perkembangan ekonomi syariah Indonesia di tingkat global, sangat menggembirakan. Dalam tiga tahun terakhir, posisi Indonesia terus meningkat.

“Tahun 2020, Indonesia sudah masuk 10 Top di seluruh sektor industri halal. Memang masih di bawah Malaysia, tetapi, tidak sulit mengunggulinya. Kelemahan kita, debatable fatwa dahulu, baru bekerja. Malaysia kerja dulu, baru mengikuti fatwa,” jelasnya terseyum, sambil menegaskan, bahwa, seluruh kegiatan FESYAR JAWA 2021 ini, dapat dilihat secara online, melalui website www.fesyarjawa.com, IG @bi_Jatim serta Youtube Bank Indonesia Jatim, sedangkan offline ada di atrium Tunjungan Plaza Surabaya.

Masih menurut Budi, Bank Indonesia Jawa Timur terus berkomitmen mendukung perkembangan ekonomi dan keuangan syariah. Fesyar Jawa 2021 ini merupakan puncak kegiatan road to Fesyar Regional Jawa yang telah terselenggara di beberapa perwakilan wilayah secara virtual, seperti kegiatan talkshow bisnis syariah melalui program HItS corner, Fashion Desain Competition, hingga kegiatan forum lainnya terkait perkembangan ekonomi dan keuangan syariah.

Koperasi Serikat Bisnis Pesantren

Mengutip data Islamic Finance Development Index (ICD, 2020): Indonesia naik peringkat ke-2 dari peringkat ke-4 tahun 2019. Ini karena didukung peningkatan dalam indikator Knowledge, Awareness, dan Governance. Selanjutnya, Dalam 3 tahun terakhir, posisi Indonesia terus meningkat.

Budi juga menyampaikan, bahwa, salah satu strategi utama adalah fokus pada ekspor halal dengan mengintegrasikan penguatan halal value chain dengan penguatan keuangan syariah, penguatan UMKM dan penguatan ekonomi digital.

Penguatan keuangan syariah, lanjutnya, meliputi integrasi keuangan berbasis komersial dan sosial. Namun masih terdapat banyak tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia, salah satunya adalah tingkat pemahaman terhadap ekonomi syariah itu sendiri.

Bank Indonesia, tegasnya, mempunyai peran penting dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia dengan mendorong percepatannya. Memprakarsai inovasi program pengembangan, merumuskan dan menerbitkan regulasinya.

“Di Jawa Timur telah dibentuk Koperasi Serikat Bisnis Pesantren (KSBP) melalui deklarasi Surabaya oleh Gubernur Jawa Timur, Gubernur Bank Indonesia,  dan Ketua Dewan Komisioner OJK bersama 17 perwakilan pesantren. Ini menjadi cikal bakal Hebitren Nasional,” tutur  Budi Hanoto, lelaki kelahiran Pekalongan 1966 yang pernah menjabat Kepala Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI ini. (bersambung)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry